Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

siluet, di suatu petang

4 Agustus 2012   04:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:16 64 1
siluet, di suatu petang

 

 

kembali angin berdesir, berlarian, menepi, ke wajah itu

menyisir jejak, ke pesisir kenangan

                  silam, entah kapan.....bisa demikian

selengkung senyum, terbawa angin, lalu terbenam di merah wajah laut

 

 

sinar keemasan jingga di kaki langit,

bahkan tidak mampu menutupi elegi,

mendayu, mengiris, daundaun ingatan

ada setitik terlerai pada sudut bening mata nya,

lalu, mendentum jatuh di bumi nya,

terguncang, menghantam lubuk

                 desir angin menari bersama lembar lembar rambut yang memutih

 

segaris lengkung memerah di ujung beranda malam,

sekumpulan burung, lambat lambat memutar kilasan episode,

selintasan, melukis raut teduh, di riak wajah laut,

selinangan kemudian, menggenang di sudut sipitnya,

ahh,...

 

angin terus saja menari berselendang hingga ke ujung nya,

selayang pandangan kemudian terbang, merujuk lembar lembar penuh warna

mendesir,

mendentum,

di hamparan bumi nya yang melebam

 

aku, lelaki itu, yang di-ter-kalahkan...

 

 

 

 

bandung, 27 juli 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun