Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Aku dan Dunia Sosial

12 Oktober 2014   20:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:20 39 0


Dan gambar diatas merupakan salah satu gambar yang sempat aku ambil ketika mencoba bagaimana rasanya turun langsung membantu anak-anak kecil disekitaku. Membantu mendidik mereka dan membantu memenuhi sebagian kebutuhannya. Terjun dalam dunia sosial tidak serta merta mulus tanpa ada halangan dan rintangan, terkadang penolakan warga yang ragu akan kesungguhan kami. Karena telah tertanam dibenak kami tanggung jawab dalam membantu mereka, saudara-saudara yang belum beruntung membuat kami tidak langsung mengankatkan bendera putih. Tidak hanya aku, teman-temanku juga melakukan hal yang sama didaerah yang berbeda bahkan dengan tantangan yang lebih besar dari pada aku. Tantangan tidak hanya dari warga sekitar tapi juga dari kondisi geografis yang sewaktu-waktu mengancam jiwa mereka. Aku bersyukur berada di kota yang relatif aman dan masyarakat yang baik penerimaannya, ada teman-temanku yang pernah saat itu tertimpa musibah saat meletusnya gunung kelud beruntung mereka masih sehat-sehat saja disana

Dan ketika mencoba meyakinkan warga sekitar merupakan hal yang cukup sulit, tapi bukan alasan bagi kami untuk terus melangkah maju. Dunia sosial mungkin dipandang sebelah mata untuk beberapa orang karena masyarakat melihat apa yang akan didapat dari dunia sosial ini, tapi bagi kami dunia ini merupakan salah satu langkah kami dalam membangun negeri. Aku bekerja sama dengan teman-temanku, ada yang bagian mendidik ada yang bagian membantu kehidupan sehari-hari dengan suka rela. Itu kami lakukan setiap hari tanpa kenal lelah, terkadang mengisi ketika ada waktu libur pendidikan. Karena kami sadar, kami hidup ditengah masyarakat yang seharusnya kami juga harus mampu membaur dengan mereka. Dan melihat lebih dekat seperti inilah keadaan negeriku saat ini

Banyak sekali berita berita mengenai kerusakan bangsa Indonesia. Mulai dari banyaknya para penguasa yang memiliki moral ‘maling’, para pendidik yang memberikan pengajaran kepada para pelajar bak ‘robot’ dan ‘kamus berjalan’, para calon penerus bangsa yang mulai kehilangan ‘jati diri’ karena hilangnya figur uswah dalam berperilaku dan mulai tergerusnya moral-moral yang mulai merusak cara fikir dan mental mereka. Tidak hanya orang-orang negeri ini saja yang turut andil semakin membuat negeri ini semakin ‘terpuruk’, andil dari pengaruh luar pun tidak kalah kuatnya dan filter yang semakin hari semakin tidak terasa.

Ketika bercerita kerusakan negeri ini sudah banyak sekali, ibarat laut dan langit pun tidak pernah cukup untuk menceritakan keboborokan bangsa ini. Memulai membangun negeri tidak mudah, kita tahu bagaimana sejarahnya para tokoh kemerdekaan Indonesia yang berjuang memerdekaan begitu sulitnya. Dan seiring perjalanan bangsa ini dinodai oleh kotoran-kotoran yang entah darimana asalnya dan bagaimana akhirnya. Bagaikan sebuah lingkaran setan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun