Tekanan Media Sosial: Tampil Sempurna atau Jadi Diri Sendiri?
Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Gen Z. Platform ini sering kali menjadi tempat mereka mencari validasi, tetapi juga menciptakan tekanan besar untuk selalu tampil sempurna. Banyak dari mereka merasa harus "memanipulasi" citra diri agar sesuai dengan ekspektasi publik, meskipun itu berlawanan dengan kepribadian asli mereka. Â
Misalnya, muncul tren "soft girl" atau "dark academia" yang mendorong anak muda untuk menciptakan identitas visual tertentu. Meskipun menarik secara estetika, hal ini sering kali menutupi keragaman karakter individu. Akibatnya, banyak Gen Z yang merasa terjebak dalam standar yang mereka ciptakan sendiri. Â
Lebih parah lagi, budaya membandingkan diri dengan orang lain di media sosial sering kali merusak kesehatan mental. Ketika mereka melihat teman sebaya yang tampak lebih sukses, kaya, atau bahagia, rasa minder dan iri muncul, bahkan jika apa yang mereka lihat hanyalah potret kecil yang tidak mencerminkan kenyataan. Â
FOMO dan Krisis Eksistensial
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO)Â semakin akut di kalangan Gen Z. Melihat teman-teman di media sosial yang tampak sukses dan bahagia, mereka sering kali merasa tertinggal. Hal ini tidak hanya memengaruhi kepercayaan diri tetapi juga memicu krisis eksistensial. Banyak dari mereka yang mempertanyakan: "Apakah saya cukup baik?" atau "Apa sebenarnya tujuan hidup saya?"