Masih terukir jelas dalam ingatanku. Wajah teduh nan mempesona itu. Mata hitam dengan alis pekat yang selalu fokus memandang ke depan tanpa terkesan jahat sedikitpun. Mata itu teduh memandang dengan tulus setiap objek yang ia lihat. Kilau mata yang selalu kurindukan. Ah! Aku juga diam-diam memperhatikan hidungnya. Hidung yang proporsional, tidak mancung, namun juga tidak pesek. Pas sekali bertengger di wajahnya. Ditambah lagi dengan rahangnya yang tirus. Menggambarkan kalau ia adalah orang yang tegas dan tetap pada pendiriannya. Tuhan, aku merindukan pemilik wajah itu. Sungguh!