Ia adalah paduan tulang-belulang yang diselimuti daging, memiliki 28 ruas beserta sendi-sendinya dan mempunyai 10 jari yang memiliki kegunaan luar biasa.
Dengan teknologi berupa tangan, manusia mampu menciptakan karya hebat jika dimanfaatkan dengan baik. Para ulama jaman dahulu mampu menulis ratusan buku dengan tangannya meskipun dengan alat dan bahan yang terbatas, berupa lembaran kertas, pena sederhana untuk menulis, serta lampu redup yang menyinari malam. Jaman dahulu belum ada mesin fotokopi, apabila ingin menyalin suatu buku, harus ditulis ulang dari awal halaman sampai akhir.
Merekalah para manusia yang tidak ingin menyia-nyiakan teknologi tersebut, dengan semangat menggelora untuk menebarkan ilmu yang diabadikan dalam bentuk buku bagi kebermanfaatan yang seluas-luasnya.
Seperti Ibnu Main yang sangat produktif, hingga mampu meninggalkan 100 rak buku dan 14 belas wadah besar berisi karya tulisnya selama ia hidup. Seperti Ibnu Syahim yang telah menulis 330 karya tulis. Ibnu Aqil, yang menulis dalam berbagai disiplin ilmu sekitar 20 buku. Dan karya terbesarnya ialah Al-Funun yang terdiri dari 400 jilid (bahkan sebagian ulama mengatakan 800 jilid).
Jutaan karya menerangi, merekalah para manusia yang sadar betul dengan kecanggihan teknologi tersebut serta memanfaatkannya sebaik mungkin.
Ketika pasukan Tartar yang dipimpin oleh Hulagu Khan meluluhlantakkan Baghdad pada tahun 1248 M, kavaleri tersebut menenggelamkan jutaan buku ke Sungai Tingris sehingga tidak heran warna air sungai tersebut menjadi hitam.
Itu adalah gambaran bagaimana jaman dahulu para manusia senantiasa semangat dalam berkarya yang ditorehkan kedalam bentuk buku walaupun dalam keadaan serba susah.
Lalu bagaimana dengan kita ?
Banyak orang diluar sana yang memiliki laptop canggih dilengkapi spesifikasi tinggi, namun tidak mampu produktif berkarya.
Banyak orang diluar sana yang memiliki tempat tinggal nyaman, namun tak mampu membuat karya sefenomenal Fiizhilalil Quran yang bahkan ditulis dalam penjara.
Ternyata berkarya bukan tentang seberapa lengkap alat yang dipunyai, fasilitas lengkap yang dimiliki. Namun berkarya ialah tentang paduan keimanan serta ketaaan yang dibalut rasa ingin memberi kebermanfaatan bagi banyak orang.
Teknologi canggih itu sudah ada pada dirimu, mari gunakan untuk berkarya. Selamat berkarya!