Kata ibu aku terlahir prematur, hanya enam setengah bulan dalam kandungan. Bayi kecil yang berwujud gumpalan darah dan daging tak bersuara. Semula bidan mengira tak bernyawa, tapi ternyata hidup. Â Para tetangga yang menyaksikan pesimis aku bisa jadi manusia. Di luar dugaan sedikit demi sedikit aku bertumbuh menjadi bayi yang kemudian tangisnya terdengar sampai radius belasan meter. Ibu tentu saja tak putus menyambung doa agar buah hatinya bisa hidup normal. Seiring waktu, teruslah aku bertumbuh. Nyatanya, kaki kiriku tidak sempurna, kurang bertenaga. Berjalanku agak pincang.
KEMBALI KE ARTIKEL