Usai mematikan lampu tepi jalan depan rumah, aku mendapat kabar dari adik Sanusi bahwa Paman Sarbani meninggal dunia. Innalillahi wainnailaihirojiun. Segera aku beri tahu istriku agar bersiap-siap untuk ikut bertakziah. Aku masukkan selembar uang seratus ribuan ke amplop kecil sekadar untuk membantu meringankan beban biaya pengurusan jenazah seperti biasanya. Kupikir tak mengapa, meskipun sedianya uang yang tinggal selembar itu akan dibelikan beras. Kami bergegas berangkat menuju kediamannya di kampung Carangbalik. Jaraknya sekira lima kilometer.
KEMBALI KE ARTIKEL