Di atas lahan seluas hampir empat kali lapangan bola voli, masih berdiri sisa bangunan yang tinggal temboknya. Sebagian dindingnya telah ambrol, sementara selup atasnya masih kokoh. Warna catnya tak jelas lagi, bahkan sebagian berlumut. Sedikit kayu kusennya yang tersisa dalam keadaan lapuk, termakan panas, hujan dan angin. Demikian pula dengan besi teralisnya, tak lagi utuh, dimungkinkan ada yang mencopoti dan dijual sebagai barang rongsokan. Empat tiang berlapis batu alam masih berdiri kokoh tapi juga berlumut. Rolling door garasi yang terkulai diliputi karat. Bekas pagar depan tinggal betonnya. Besi-besinya telah raib. Sepintas terkesan seperti situs sejarah yang terabaikan.
KEMBALI KE ARTIKEL