Negeriku kaya akan subur tanah,
Berlimpah hasil bumi, padi, dan sawah.
Namun, mengapa masih terasa gundah,
Saat pangan seakan terancam musnah?
Retorika berdenting di ruang-ruang rapat,
Janji sejahtera terdengar hangat.
Namun, petani masih menatap sekarat,
Harga pupuk melangit, hasil pun tersesat.
Ketahanan pangan, oh nyanyian merdu,
Menjanjikan negeri yang takkan lesu.
Tapi, bagaimana bila janji itu semu,
Hanya gema yang membisu dalam debu?
Mari bangkit, wahai tangan yang bekerja,
Tak cukup retorika membangun cita.
Butuh aksi nyata, bukan sekadar wacana,
Agar negeri tak lapar di hari esok kita.
Semoga ladang subur kembali berjaya,
Petani tersenyum, tak lagi merana.
Dan ketahanan pangan menjadi nyata,
Bukan sekadar mimpi di balik retorika.