Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Membangun Keluarga Penghafal Al-Qur'an?

16 Oktober 2013   17:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 212 0
Sebuah keprihatinan penulis. Membangun Keluarga Penghafal Al-Qur'an menjadi bahasan yang unik dan jarang sekali dikaji. Hal ini bisa dilihat dari realitas masyarakat yang ada. Padahal sejak zaman dahulu kala Rasulullah secara tidak langsung telah membudaya kepada para sahabatnya untuk menjadi penghafal Al-Qur'an kepada setiap individu muslim lalu berlanjut ke keluarga, masyarakat dan negara.

Setidaknya one day one ayat sampai para sahabat mengamalkan kandungan ayat tersebut dan berlanjut ke ayat berikutnya sampai mengamalkan dan begitu seterusnya sampai total 6236 ayat atau 30 JuzĀ  satu Al-Qur'an penuh. Contoh bisa kita lihatĀ  pada sahabat seperti sosok Khulafaur Rasyidin ke-4 Utsman Bin Affan dan sang sekretaris pribadi Rasulullah Zaid bin Tsabit. Keduanya adalah haffizh Qur'an yang terkemuka kala itu. Selain mereka berdua ada banyak lagi sahabat dan mereka mendapat kemulian dan kehormatan lebih dari masyarakat karena kemuliaan dan kehormatan Al-Qur'an.


Selain itu hal ini didukung pula oleh budaya arab kala itu yang belum mengenal tulisan kecuali hanya sebagian kecil. Mereka hanya mengandalkan talaqi dan muraja'ah untuk menghafal dan melafalkan Al-Qur'an. Makhrajal huruf dan harakat saat melantunkan Al-Qur'an menjadi anugerah Allah tersendiri kepada bangsa arab di Makkah sehingga ayat-ayat Al-Qur'an benar-benar terjaga kefasihanya.

Sungguh da'wah Rasulullah tidak meninggalkan kitab-kitab yang banyak dan tebal berderet-deret layaknya perpustakaan. Rasulullah hanya meninggalkan Al-Qur'an. Bukan dalam bentuk kitab atau mushaf tapi dalam hati para sahabat-sahabatnya yang telah terisi oleh Al-Qur'an khususnya para haffizh/zah Al-Qur'an. Subhanallah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun