Tidak ada kewajiban bagi kita untuk menjadi ensiklopedia berjalan yang mampu menjawab semua persoalan. Malahan, mereka yang terlalu percaya diri menyampaikan pendapat tanpa dasar ilmu sering dianggap sedang menunjukkan kebodohan oleh orang-orang yang benar-benar paham. Inilah yang seharusnya kita renungkan. Apakah kita ingin sekadar terlihat pintar, atau benar-benar menjadi pribadi yang berilmu?
Diam Adalah Kebijaksanaan
Tidak ada yang salah dengan tidak tahu. Ketidaktahuan, jika diiringi rasa ingin belajar, adalah pintu menuju kebijaksanaan. Misalnya, Anda mungkin belum pernah mendengar tentang aplikasi tertentu yang sedang ramai dibahas. Bukankah itu lebih baik daripada terjebak dalam sesuatu yang sebenarnya tak membawa manfaat? Ketidaktahuan kadang menyelamatkan kita dari hal-hal yang tak perlu.
Sebaliknya, diam saat tidak tahu adalah tanda kedewasaan. Dalam diam, kita diberi ruang untuk belajar, menggali, dan memahami lebih dalam. Daripada sibuk menonjolkan diri di media sosial, lebih baik kita manfaatkan waktu untuk membaca buku, mengikuti seminar, atau berdiskusi dengan mereka yang benar-benar ahli. Saat kita sibuk belajar, perlahan-lahan wawasan kita akan bertumbuh.
Membaca: Gerbang Menuju Pengetahuan