Sepekan terakhir isu politik nasional diriuhkan oleh berita dipanggilnya beberapa tokoh ke kediaman presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Sejumlah tokoh itu dipanggil untuk menjadi menteri, wakil menteri, atau kepala lembaga setingkat menteri.
Terkait pemanggilan para tokoh itu, saya jadi teringat kisah Nabi Yusuf, saat dipanggil oleh raja untuk dijadikan bendahara kerajaan. Mungkin kalau sekarang Menteri Keuangan, ya?
Tapi sebelum saya mengulas tentang kisah pemanggilan Nabi Yusuf tersebut, sepertinya saya harus menceritakan background-nya, mengapa Nabi Yusuf sampai dipanggil oleh raja, padahal saat itu ia sedang di penjara.
Baiklah, kita flashback ke era saat Nabi Yusuf masih kecil, atau masih muda, remaja.
(Nabi) Yusuf adalah putra ke-11 Nabi Yaqub. (Nabi) Yusuf memiliki 10 kakak yang berbeda ibu, dan 1 adik kandung, bernama Bunyamin.
Karena melihat potensinya, Nabi Yaqub memperlakukan (Nabi) Yusuf berbeda dari 11 anaknya yang lain. Dan hal ini membuat kesepuluh kakak (Nabi) Yusuf cemburu. Mereka pun kemudian membuat rencana untuk menyingkirkan (Nabi) Yusuf.
Suatu hari, ke-10 kakaknya mengajak (Nabi) Yusuf berburu. Nabi Yaqub sudah punya firasat buruk, ia pun melarang (Nabi) Yusuf ikut. Namun, kakak-kakaknya bersikeras membujuk (Nabi) Yusuf.
Di hutan, sesuai rencana, ke-10 kakaknya melempar (Nabi) Yusuf ke dalam sumur, setelah merobek pakaiannya. Pakaian (Nabi) Yusuf itu kemudian dilumuri darah kambing.
Lalu mereka pulang, dan lapor ke Nabi Yaqub bahwa (Nabi) Yusuf meninggal diterkam serigala. Mereka pun menunjukkan pakaian (Nabi) Yusuf yang berlumuran darah.
Tak lama setelah (Nabi) Yusuf berada di dalam sumur, lewatlah kafilah dagang yang hendak ke Mesir. Saat salah seorang di antara mereka hendak mengambil air di sumur, mereka menemukan (Nabi) Yusuf.
Mereka kemudian membawa (Nabi) Yusuf ke Mesir untuk dijual sebagai budak.
(Nabi) Yusuf dibeli oleh seorang pejabat kerajaan, dan dipekerjakan di rumahnya.
Semakin dewasa, ketampanan (Nabi) Yusuf membuat istri majikannya bernafsu. Ia lalu merayu dan membujuk (Nabi) Yusuf. Namun (Nabi) Yusuf tidak tergoda. Karena marah, istri majikannya tersebut memfitnah (Nabi) Yusuf, sehingga ia dihukum dan dimasukkan ke penjara.
Suatu hari, setelah lama di penjara, dua orang temannya satu sel bermimpi. Yang satu bermimpi sedang memeras anggur, yang satunya bermimpi membawa nampan berisi roti yang ia letakkan di kepalanya, lalu roti-roti itu disambar burung gagak.
(Nabi) Yusuf kemudian menafsirkan mimpi kedua temannya itu. Menurut tafsirannya, temannya yang bermimpi memeras anggur akan dibebaskan dari hukuman dan diangkat menjadi pelayan raja. Sedangkan yang bermimpi membawa roti, menurut tafsiran (Nabi) Yusuf, ia akan dihukum mati dengan cara disalib dan kepalanya akan dipatuk burung gagak.
Beberapa hari kemudian tafsiran (Nabi) Yusuf menjadi kenyataan. Kedua temannya mengalami nasib sebagaimana tafsirannya.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, Raja bermimpi. Dalam mimpinya, Raja melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuan ekor sapi betina yang kurus-kurus. Raja juga melihat tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir lagi yang kering.
Raja memanggil semua penasihatnya, juga para juru ramal, untuk menafsirkan mimpinya tersebut. Tapi, tidak ada satupun yang bisa. Raja pun sangat kecewa.
Kemudian, pelayan Raja yang dulu pernah dipenjara berkata bahwa di dalam penjara ada seseorang yang ahli menafsirkan mimpi. Karena penasaran, Raja pun memerintahkan untuk memanggil orang tersebut. Yang dimaksud adalah (Nabi) Yusuf.
(Nabi) Yusuf pun dibawa ke hadapan Raja. Raja kemudian menceritakan mimpinya. Setelah mendengar mimpi Raja, (Nabi) Yusuf menjelaskan arti mimpi tersebut.
(Nabi) Yusuf berkata, "Arti dari mimpi baginda adalah bahwa negeri Mesir ini akan mengalami masa subur selama tujuh tahun, tetapi kemudian akan berganti, mengalami kemarau yang panjang, selama tujuh tahun pula."
"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Raja.