Beberapa hari yang lalu ramai di televisi berita tentang penyegelan (penutupan) sebuah masjid di daerah Pamekasan, Madura.
Sejumlah massa yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Desa Nyalabu Laok, Nyalabu Daya, Bettet, Klampar, Samiran dan Samatan Pamekasan menggelar aksi demonstrasi menolak adanya lembaga pendidikan dan Masjid Utsman bin Affan serta minta segera ditutup.
Aksi tersebut dipicu oleh khotbah ustaz Yazir Hasan di Masjid Usman Bin Affan -- salah seorang ustad di lembaga pendidikan tersebut -- yang mengingkari pelaksanaan dan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Miris, semakin hari semakin menyedihkan, seolah terminologi Ukhuwah Islamiyah, Islam Rahmatan Lil 'Alamin, atau Dakwah bil Hikmah, tinggal deretan huruf yang tak bermakna.
Padahal salah satu keberhasilan dakwah Rasulullah Saw dan kemudian dilanjutkan oleh para sahabatnya, lalu oleh para tabi'in, dan tabiit tabi'in, adalah karena menyampaikan ajaran Islam (dakwah) dengan sejuk, dengan mengedepankan tiga terminologi di atas: Ukhuwah Islamiyah, Islam Rahmatan Lil 'Alamin, dan Dakwah bil Hikmah.
Miris, sekaligus menyedihkan. Sekarang muncul sekelompok orang yang berdakwah, alih-alih menggunakan metode Dakwah bil Hikmah, malah menyampaikan materi dakwah yang berlawanan dengan yang selama ini sudah dipahami oleh masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Disinyalir penyegelan masjid Utsman bin Affan di atas divicu oleh rekaman video yang beredar di masyarakat.
Untuk diketahui, sebelumnya, yakni Jumat (20/1/2023), viral sebuah video khutbah ustaz Yazir berdurasi 2 menit 50 detik. Pada detik ke-43 di video tersebut, ustad itu mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi bukan berasal dari Nabi, sahabat, tabiin dan imam mahzab yang empat.
"Tetapi perayaan maulid Nabi berasal dari Bani Ubaid bin Maimun Al- Qaddah, pencetus aliran kebatinan yang berasal dari kalangan Yahudi." Demikian yang disampaikan ustad tersebut, yang kontan memicu emosi masyarakat.
Perayaan Maulid Nabi memang tidak pernah dilakukan di zaman Rasulullah Saw masih hidup (bagaimana mau dilaksanakan, toh beliau belum meninggal). Juga tidak pernah dilakukan di masa para sahabat, setelah beliau meninggal.
Namun, apakah kemudian setiap hal yang tidak dilakukan Rasulullah Saw dan juga para sahabatnya, lalu sekarang dilakukan, merupakan sesuatu yang salah (baca bidah)?
Saya kira tidak sesederhana itu memahami konsep bidah. Pun, pasti ada alasannya mengapa ulama-ulama dahulu menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi.
Masih banyak isu yang kalau tidak bijak dalam berdakwah (dakwah yang salah) akan memancing kemarahan umat Islam. Kalau dibiarkan, akan semakin menjelekkan Islam -- khususnya di mata non Muslim -- bahwa Islam itu tidak Rahmatan Lil 'Alamin, dan pemeluknya tidak saling ber-Ukhuwah Islamiyah.
Semoga saja tidak terjadi lagi kasus-kasus seperti di atas.
(referensi)