Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kisah

14 September 2011   15:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 83 1
Hari ini menjadi saksi dari kebingungan diriku akanmu. Mungkin terlalu banyak pertanyaan demi pertanyaan yang telah menghampiriku, hingga akhirnya ku tak mampu untuk menjawabnya. Dan telah banyak pula ku ungkapkan kata hati lewat surat yang tersirat. Engkau pernah berikan sebuah hari yang tak kan ku lupakan, yang tak mampu ku ulang dalam putaran waktu. Harus ku ucapkan syukur karna goresan takdir telah mempertemukan ku dengan mu, hingga ku bisa menulis surat ini untukmu.

Tahukah kau dalam setiap kisah terdapat sebuah episode manis, dimana episode tersebut membuat orang-orang merasa bahagia, ceria bahkan berbunga-bunga. Episode manis tersebut telah ku alami denganmu, hingga ku tak pernah sadar bahwa episode lain akan datang dalam sebuah kehidupan. Namun dalam setiap kisah juga terdapat episode pahit, dimana episode tersebut membuat orang-orang merasa sedih, kesepian, dan sakit. Dan episode tersebut t’lah ku alami denganmu, hingga ku tersadar bahwa inilah akhir dari episode manis bersama mu dalam perjalanan kisah.

Kisah ini akan usang dimakan waktu hingga ribuan kisah akan menggantikan kisah ini. Mungkin kau tahu apa yang selama ini ku pikirkan namun kau tak pernah tahu apa yang kurasakan. Memang episode yang manis telah kau berikan namun kau tak pernah tahu apa yang ku inginkan. Kisah yang tak pernah bisa ku jawab dalam peliknya dimensi waktu.

Ku tahu apa yang sebenarnya kau rasakan namun ku tak pernah tahu apa yang kau pikirkan, ku tahu apa yang kau inginkan namun ku tak tahu apa yang harus ku berikan. Rangakaian episode dalam sebuah kisah telah ku lalui bersamamu. Ribuan kata telah kurangkai untukmu dan hati yang pernah ku persembahkan untukmu. Biarlah surat ini menjadi sebuah penutup dari episode dalam sebuah kisah yang pernah menceritakan hatiku, inginku dan pengharapanku.

Kau pernah menjadi bidadari mimpiku sampai kau paksa aku untuk bangun. Kau pernah jadi pelabuhan kata, dalam rangkaian hati sampai kau paksa aku untuk menghapusnya. Kau pernah menjadi bait dalam tiap puisi ku, sampai kau paksa aku untuk merobeknya. Kau juga pernah menjadi bagian dari kisahku, sampai kau paksa aku untuk mengakhirinya. Aku terbangun dari mimpiku, ku hapus kata dalam rangkaian hati, ku robek tiap bait puisi, ku akhiri kisah kita, semuanya hanya untukmu dan karena mu.
Surat terakhirku untukmu akan menjadi bukti bahwa kisah ini ada, kisah yang tak akan pernah bisa kau lupakan dalam tiap pijakan waktu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun