Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Hati yang Berselimut Amarah

1 Juli 2012   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:22 89 1
dia memerah,

mulai memerah,

bukan malu sayang, melainkan amarah...

dia memerah,

mulai memerah,

bukan pipinya sayang, tetapi seluruh wajahnya...

bak panci yang beradu di atas tungku api menyala,

membakar seluruh jiwa raga,

ia tak sadar.. ia tak sadar....

ia tlah berbuat bingar....

hatinya terkapar... tak sadar.

Tuhan, berikanlah hati ini kekuatan

banjirilah ia dengan kesabaran,

supaya ia tak lagi terpedaya dengan bisikan...

sebuah bisikan syaitan.

dan, kita perlu tahu,

karena dibelakang amarah itu,

terdapat akhir yang berbuah malu...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun