mulai memerah,
bukan malu sayang, melainkan amarah...
dia memerah,
mulai memerah,
bukan pipinya sayang, tetapi seluruh wajahnya...
bak panci yang beradu di atas tungku api menyala,
membakar seluruh jiwa raga,
ia tak sadar.. ia tak sadar....
ia tlah berbuat bingar....
hatinya terkapar... tak sadar.
Tuhan, berikanlah hati ini kekuatan
banjirilah ia dengan kesabaran,
supaya ia tak lagi terpedaya dengan bisikan...
sebuah bisikan syaitan.
dan, kita perlu tahu,
karena dibelakang amarah itu,
terdapat akhir yang berbuah malu...