Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Jatuh Hati Pada Guguran Daun Maple di Musim Gugur

6 Januari 2025   13:35 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:04 38 0


PURWOKERTO - "Momiji (daun maple) yang berguguran di Kyoto adalah pemandangan paling indah yang pernah saya lihat," ujar Elen Rizqianah, mahasiswi Universitas Harapan Bangsa (UHB) Purwokerto yang saat ini tengah menjalani program magang di Jepang.

Pengalaman ini menjadi salah satu dari sekian banyak momen tak terlupakan yang Elen rasakan selama enam bulan tinggal di Negeri Sakura.

Sebagai peserta Batch 7 program magang dari UHB, ia tidak hanya menghadapi tantangan pekerjaan tetapi juga menemukan kehangatan dari berbagai pengalaman baru di Jepang.

Seperti yang diungkapkannya di awal, putri bungsu pasangan Abdul Wahab dan Tanimah ini, sangat menikmati perjalanannya ke Kyoto, Jepang.

Elen mengaku diajak rekan kerja di tempatnya magang, sehingga tanpa pikir panjang Elen pun langsung meng-iya-kannya.

Di Kyoto, Elen tidak hanya menikmati keindahan daun maple merah yang berguguran, tetapi juga menyewa kimono untuk mengunjungi Jinjai, kuil besar yang menjadi ikon kota tersebut.

"Melihat daun maple berwarna merah dan oranye jatuh satu per satu benar-benar pengalaman seru. Bagus banget. Katanya daun maple yang berguguran disitu menjadi salah satu spot terbaik menikmati Jepang di musim gugur," kenang dara kelahiran Pemalang, 16 Mei 2024.

Selain Kyoto, Elen juga mengeksplorasi keindahan Jepang lainnya. Salah satu destinasi yang dikunjunginya adalah Air Terjun Minoh di Osaka, tempat yang direkomendasikan oleh sebuah unggahan TikTok.

Ia juga berkesempatan mengunjungi Nara Park, di mana ia dapat berinteraksi langsung dengan rusa-rusa jinak yang menjadi daya tarik utama taman tersebut.

Momen-momen budaya juga turut mewarnai pengalaman Elen di Jepang. Salah satunya adalah saat ia mengikuti Festival Matsuri, tak lama setelah kedatangannya di Jepang.

"Waktu itu saya memakai yukata, pakaian tradisional Jepang yang lebih tipis dibanding kimono. Di sana saya mencicipi makanan khas, ikut menari, dan bahkan mendapatkan hadiah," ungkap gadis asal Pemalang itu.

Selain itu, Elen juga merayakan Halloween untuk pertama kalinya dengan cosplay seram dari rumah sakit tempatnya bekerja. Bahkan, ia merasakan suasana Natal yang berbeda dengan mengenakan kostum Santa Claus.

"Rasanya sangat seru dan berbeda dari perayaan di Indonesia," ujarnya.

Meski sempat berharap akan melihat kembang api pada malam Tahun Baru di Namba, Osaka, kenyataannya cukup berbeda.

"Saya kira ada kembang api seperti di Indonesia, ternyata tidak ada. Tapi suasananya tetap ramai dan menyenangkan," katanya.

Di luar keseruannya itu, Elen mengakui adaptasi menjadi tantangan utama saat pertama kali tiba di Jepang. Apalagi Elen tiba di saat musim panas.

"Jam 8 pagi sudah panas banget seperti jam 12 siang di Indonesia," ungkapnya.

Tantangan lain adalah bahasa. "Awalnya tidak lancar, tapi lama-lama mulai paham, terutama saat mendengar orang Jepang berbicara," tambahnya.

Pengalaman pertama berbelanja pun menjadi cerita tersendiri. "Jadi saya kan sampai Jepang hari Jumat. Nah hari Sabtunya saya berniat pergi ke supermarket. Tapi karena hujan dan suasananya sepi, saya malah nyasar. Harusnya cuma 30 menit, tapi jadi 2 jam jalan kaki. Akhirnya saya pulang dan tidak jadi belanja. Ujung-ujungnya makan mie instan di apato," kenangnya sambil tertawa.

Di tempat kerjanya, sebuah rumah sakit di Osaka, Elen pun menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah menghadapi pasien lansia yang terkadang tantrum.

"Pernah ada pasien yang marah saat saya mengganti popok. Bahkan hampir diludahi. Tapi setelah dibiarkan tenang dulu, akhirnya mereka menurut juga," cerita Elen.

Meski demikian, Elen merasa mendapat banyak pelajaran berharga di sana. "Saya belajar banyak dari perawat dan dokter, seperti cara memasang infus. Tapi soal penulisan riwayat atau diagnosa pasien, mereka sangat menjaga privasi, jadi saya tidak dilibatkan," tuturnya.

Ada pula momen menyenangkan bersama pasien, seperti ketika salah satu pasien yang sudah akrab memanggilnya "Napa-chan."

"Kadang saya menemani mereka makan di shokudo (kantin) atau di kamar, dan mereka suka bercerita tentang kehidupan mereka," ujarnya.

Keinginan Elen untuk magang di Jepang sudah muncul sejak ia mengetahui program tersebut dari brosur promosi UHB saat sekolah.

"Saya menyimpan brosurnya dan akhirnya memutuskan untuk ikut program ini setelah berdiskusi dengan orang tua. Alhamdulillah diterima di gelombang 3," kata Elen.

Setelah diterima, ia langsung mengikuti kelas Bahasa Jepang untuk mempersiapkan diri. Keinginannya untuk mendalami bidang kesehatan menjadi motivasi utama bagi Elen untuk bergabung dalam program magang ini.

Selama tinggal di Jepang, Elen banyak belajar tentang budaya dan etos kerja masyarakat Jepang. "Mereka sangat teratur, terutama dalam hal antre. Selain itu, etos kerjanya tinggi. Kalau belum jam istirahat, mereka pantang berhenti bekerja, dan tidak ada yang main HP saat jam kerja," ungkapnya.

Sebelum pulang ke Indonesia, Elen masih memiliki keinginan untuk bermain salju dan mengunjungi Universal Studios Jepang. Setelah menyelesaikan magang, ia berharap bisa segera lulus dari UHB, melanjutkan ke program NERS, dan meraih karier di bidang kesehatan.

Menurut Rektor Universitas Harapan Bangsa, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., program magang Jepang merupakan salah satu program unggulan UHB yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sekaligus pembelajaran budaya secara global.

"Melalui program ini, kami berharap mahasiswa tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis di bidang mereka, tetapi juga mampu beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda, seperti yang mereka temukan di Jepang," ujar Dr. Yuris.


Ia menambahkan program magang Jepang juga membuka peluang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri secara profesional maupun pribadi.

"Kami ingin mahasiswa kami menjadi generasi yang kompetitif di tingkat global, dan pengalaman seperti ini sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut," pungkasnya. (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun