PURWOKERTO - Siti Rofiah, mahasiswi Universitas Harapan Bangsa (UHB) Semester 5 ini, telah membuktikan bahwa keberanian melawan keraguan mampu membawa seseorang meraih pengalaman yang berharga.
Anak bungsu dari empat bersaudara ini baru saja menyelesaikan program magang selama satu tahun di Okinawa, Jepang. Program ini mengubah dirinya dari seorang gadis pemalu menjadi sosok yang lebih mandiri dan percaya diri.
"Awalnya saya sangat ingin ke Jepang. Makanya, langsung ambil kelas bahasa Jepang sejak semester satu. Tapi, waktu pendaftaran pertama, saya mundur karena merasa belum siap. Semester dua, daftar lagi, tapi mundur lagi karena belum percaya diri," cerita Siti, mengenang perjuangannya untuk bergabung dalam program magang ke Jepang.
Rasa minder sempat membuatnya hampir menyerah. Hingga akhirnya, pada semester tiga, pihak UHB memberi tawaran untuk mengikuti tes kesehatan sebagai syarat awal berangkat Program Magang ke Jepang.
"Saya ragu karena banyak teman lain yang lebih mampu. Tapi orang tua sangat mendukung. Mereka bilang, 'uang bisa dicari, tapi kesempatan tidak datang dua kali.' Akhirnya saya ikut tes, dan ternyata lolos," kata putri dari pasangan Harmawan Al Hardi dan Midah ini.
Selama setahun di Jepang, Siti mendapatkan banyak pengalaman baru, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan kerja, belajar budaya baru, hingga menghadapi momen-momen emosional, seperti merayakan Idul Fitri jauh dari keluarga.
"Lebaran tahun ini saya rayakan di kantor karena belum dapat jatah libur. Baru bisa libur hari Jumat, sementara lebaran jatuh di hari Rabu. Dari situ saya belajar, kalau mau jadi tenaga kesehatan, kita harus siap bekerja kapan saja, bahkan di hari libur," ujarnya.
Selain itu, pengalaman budaya seperti mengikuti festival tradisional Jepang menambah kekayaan wawasan Siti.
"Saya belajar banyak tentang budaya Jepang, dan ternyata, masyarakatnya sangat menghargai waktu dan kerja keras. Itu yang membuat saya lebih disiplin," tambahnya.
Hasil dari perjuangan Siti selama di Jepang tak hanya berupa pengalaman, tetapi juga tabungan yang ia siapkan untuk melanjutkan pendidikan NERS.
"Saya ingin menjadi perawat. Uang hasil magang saya tabung untuk biaya kuliah NERS. Di Jepang juga mengajarkan saya bahwa mimpi bisa tercapai asal kita berusaha dan tidak menyerah," tuturnya.
Perjalanan Siti, dari seorang anak pemalu di Banjarnegara hingga menjadi sosok mandiri di Jepang, adalah inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa dimulai dari keberanian mengambil langkah kecil. Â
"Jangan takut bermimpi dan jangan menyerah mengejar mimpi," pesan Siti, yang kini bersiap kembali ke Indonesia dengan segudang pengalaman berharga.
Dukungan orang tua, kampus, dan kerja kerasnya sendiri telah membawa Siti menuju pengalaman luar biasa yang akan menjadi bekal berharga untuk masa depannya.
Terpisah, Rektor Universitas Harapan Bangsa, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., turut bangga atas pencapaian Siti. Menurutnya, program magang ini adalah salah satu wujud komitmen UHB dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja global.
"Kami di UHB percaya bahwa pengalaman internasional memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi mahasiswa. Melalui program magang ini, mereka tidak hanya belajar tentang dunia kerja, tetapi juga memperkaya wawasan budaya dan meningkatkan soft skills seperti kemandirian dan kemampuan beradaptasi," jelas Dr. Yuris.
Ia juga menambahkan dukungan dari pihak kampus selalu tersedia, mulai dari pembimbingan awal hingga proses keberangkatan.
"Kami bangga melihat mahasiswa seperti Siti yang berani keluar dari zona nyaman dan berjuang untuk masa depannya," tutupnya.