Mentari masih menyisakan hangatnya di ujung senja. Tak terlihat lagi awan abu-abu, semua berganti warna yang menjingga.
Aku merasa sangat menderita oleh kebisuan yang panjang. Dinding-dinding bisu mengelilingi tanpa kalian bersamaku.
Jangan pernah bertanya “mengapa?” karena prinsip-prinsip hidup selalu menempatkan kita berbenturan dengan kehidupan antara ada dan tiada.
Suatu hari pasti aku akan datang, tatkala sumbat-sumbat berjatuhan dan tirai-tiraiterbuka.
Tunggulah sampai selaput gelap itu hilang, dan semuanya menjadi cerah.
Namun, dari taman rangkat wangi gladiolus selalu terkirim.
tuk sementara…
di pagiku, di siangku dan di malamku
ragaku ada di sini, tapi jiwaku selalu ada di sana
di desa rangkat
Oleh: Halim Malik (no. 112))
______________________
Flash Fiction 100 kata di atas adalah dalam rangka event “Pekan Me-Rangkat Flash Fiction 100 kata [PM-FF]”. Pemeran yang namanya dipakai untuk postingan di atas, adalah semata-mata untuk kepentingan fiksi. Untuk melihat karya-karya peserta lainnya, silahkan klik link tulisan ini: Semarak Pekan Me-Rangkat Flash Fiction 100 Kata di Desa Rangkat