Umar Human, launching bukunya di usia 12 tahun (Abiku Memang Beda). Nenek Toyo Sibata menulis diusia 98 tahun. Ida Pollock, launcing buku ke 124 di usia 105 tahun
Wesley Wee, pengidap celebral palsy. Lumpuh otak. Tak mampu mengontrol gerak tubuhnya. Namun ia mampu menulis dengan 1 jempol kaki. Menghasilkan buku dengan judul "Finding Happines Against the Odds"
Jean Dominique Bauby, seorang pemred sebuah majalah di Perancis, mengalami kelumpuhan total seluruh anggota tubuhnya pasca kecelakaan.
Ia mampu menulis dengan isarat kedipan sebelah mata. Ia pun berhasil melahirkan buku di tengah keterbatasannya.
JK Rowling, menulis di tengah himpitan persoalan ekonomi. Keluarga berantakan. Mengalami kekerasan. Ia menjadi orang tua dengan status Singel Parent.
Di tengah kesulitan yang mendera, ia juga bisa menyelesaikan tulisan-tulisannya. Kini kita kenal karyanya dengan judul Harry Potter. Karyanya ini terjual laris di pasaran. Bahkan kisah dalam novelnya diangkat menjadi film yang memiliki banyak penggemar.
Joanna Pen, mampu melahirkan buku-buku solonya di tengah kesibukannya sebagai seorang akuntan sebuah perusahaan.
Cristy Brown, juga penderita celebral palsy. Hanya sebelah kaki kirinya yang bisa bergerak bebas. Namun ia piawai dalam meberdayakan kekuatan kaki kirinya. Hingga mampu menyelesaikan novel-novelnya dengan gemilang. Beberapa novelnya juga diangkat menjadi sebuah film denga judul "The Da Vinci Code (2006) dan Angels & Demons (2009)
Buya Hamka, salah seorang putra kebanggan Indonesia. Juga telah meninggalkan banyak jejak dengan karya tulis yang dihasilkanya hingga membuat nama beliau melegenda sampai saat ini.