Bel berbunyi,
sunyi
Di bekas kota tua
Kala itu,
Bangunan kayu seolah hanya pemanis nan membisu
Namun tak berdebu
Begitu dekat
Bahkan warna tetap melekat,
tak pudar, masih elok ditatap
Kurasa,
waktu bagai diputar kembali
Meski tlah terganti
Kulihat, derap kaki, terhenti berlalu melaju,
bukan penghuni
Sesekali, singgah sejenak, menatap
Usai itu pergi, entah kapan kembali, tak menetap
Kukira hanya sebagai saksi, sebatas lukisan fiksi
Tiap sudut cukup bicara melalui mata, bukan kata
Terbingkai cerita pada rangkaian, tanpa melipat lupa dalam ingatan