Begitulah aku kerap mengingatkan. Pada ketiga anakku untuk rajin mencuci tangan. Dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun kondisinya. Mencuci tangan tak boleh diabai begitu saja.
Mengapa harus memperhatikan kebersihan tangan? Ya, tangan adalah bagian yang aktif melakukan kegiatan. Dimana perilaku bertumpu pada sentuhan.
Merupakan media penghantar segala sesuatu yang memungkinkan masuk ke seluruh badan. Sehingga tangan menjadi area yang cukup menarik bersarangnya para kuman. Jika tak rajin dibersihkan tentu ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Sebelum atau usai melakukan kegiatan. Termasuk acara makan. Adalah hal yang tak luput dari perhatian. Sepulang dari bepergian mencuci tangan tak boleh dilupakan. Menjadi sebuah kebiasaan bahkan merupakan kewajiban.
Kebetulan anak-anakku sudah begitu akrab. Mencuci tangan menjadi budaya yang dilakukan setiap saat. Tak hanya sekejap. Menjadi agenda rutin meski aku sedang tak melihat. Mereka secara mandiri bisa melakukan. Tak perlu perintah meski tetap harus selalu diingatkan.
Usia anak-anak masih dalam pendampingan pun pengawasan. Mengenai pentingnya budaya mencuci tangan. Dimulai sejak usia dini kiranya tak akan merugi. Justru hal ini sangat dianjurkan supaya anak lebih mengerti. Seberapa penting menjaga kebersihan diri.
Budaya mencuci tangan merupakan bentuk pembiasaan, digalakkan tentu bukan tanpa tujuan. Sedari dulu hingga sekarang kiranya budaya mencuci tangan sudah marak didengungkan. Hanya saja sebagian dari kita terkadang masih meremehkan.
Mencuci tangan yang baik dan benar kiranya tak sedikit dipublikasikan. Oleh instansi pun petugas kesehatan yang turun ke lapangan. Aku ingat betul ketika petugas kesehatan berkunjung ke lingkungan kami beberapa waktu silam. Menginformasikan bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar.
Ada enam tahapan mencuci tangan sesuai standart WHO. Jikalau tertib dilakukan maka terhindar dari ancaman kuman. Nah, agar keenam langkah tersebut selalu lekat dalam ingat, petugas kesehatan mengajari kami dalam bentuk nyanyian. Dengan nada lagu yang tak asing di pendengaran. Yuk simak bersama keenam tahapan tersebut dengan nada lagu "Naik Becak" :
"(1) Basuh telapak tangan,
(2) Punggung tangannya juga,
(3) Masuk ke sela sela,
(4) Dua tangan mengunci,
(5) Jempol kanan dan kiri,
(6) Ujungnya jari-jari,
Bersama kami menuju sehat."
Dengan nyanyian tersebut diharapkan para orang tua bisa menularkan kepada anak-anak. Melalui nada yang tak asing seperti lagu "Naik Becak". Mudah dipahami pun dimengerti. Kemudian dipraktekkan setiap hari. Asyik kan?