Adakah kau tau, waktu begitu cepat mengganti lembar baru.
Tetiba cahaya nirwana menyapa kembali dari sudut ruang fana. Sibak jelaga yang halangi netra jiwa. Saat sang surya tepat berada di atas kepala. Kurasakan titik hari berlari mengikuti laju pelana kuda.
Begitu cepat, hingga terkadang terasa singkat. Belum sempat mengeja biduk mimpi. Namun cerita seakan berlalu teriring degup waktu. Dan jeda pun terlewati tanpa jejak ilusi.
Begitulah, titian masa seolah menuntun diri. Agar tak menepi meski terhalang onak duri. Tetap lajukan semangat lanjutkan mimpi.
Saat jingga nyata siap menyayat kelam, gelar asa rengkuh cita dalam pangkuan. Ketika lewati jembatan senja, gurat kerinduan kian tepikan keraguan. Menguliti batang kesunyian. Coba tancapkan pada serpihan kehidupan. Tetiba tak kuasa diri menahan jejak asa yang tertinggal pada ruang kehampaan.
Mentari begitu cepat berkelana menuju bilik peraduan, guna rebahkan gulana dalam hangatnya kelam. Rupanya lelah begitu melanda sukma hingga terlena dibuai malam. Sehari menguntai kisah penuh warna. Saatnya siapkan raga tuk mengeja cerita, jikalau esok kembali tiba bersua.
Meramu sunyi menuang jelaga mimpi. Agar terjaga makna suci. Pada malam tanggalkan petang. Sang kelam pun sampaikan salam lewat gugusan bintang. Berjuta harap datang hiasi pandang.
Segenap asa bergelayut, menuju titian masa kuterpaut. Pada pesona cerita fana kuterhanyut. Dan akhirnya terpaku, dari ruas jendela tak terucap sepatah kata. Hanya kesunyian yang kerap mengajak bercanda. Jeda kisah pun singgah, sesaat diantara geliat waktu nan begitu cepat menyapu.
Titian masa seakan mengajak hati menggapai cita. Hingga harap asa tak kan tergerus lipatan masa. Semoga.
Niek~
Jogjakarta, 4 September 2019