Selama berabad-abad muncul laporan mengenai gelagat-gelagat aneh menjelang gempabumi besar. Salah satu gejala aneh yang dilaporkan adalah pendar-pendar cahaya. Sebagian besar laporan itu diabaikan oleh komunitas ilmiah karena sering dikait-kaitkan dengan hal-hal klenik.
Dalam jurnal Seismological Research Letters edisi Januari/Februari 2014, Robert Thériault, geolog di Quebec's Ministry of Natural Resources, menyangkal sangkut-paut klenik dengan fenomena itu. Ia berargumen perubahan cahaya itu tidak terkait dengan masalah klenik atau UFO, melainkan akibat proses perubahan muatan listrik akibat benturan lempeng batuan di bawah tanah menjelang gempabumi.
Dalam laporan itu Thériault menyimak laporan kemunculan cahaya ini sejak 1600-an. Sebanyak 63 dari 65 laporan perubahan cahaya diikuti gempabumi patahan vertikal. Benturan antar lapisan tanah menimbulkan perubahanmuatan listrik pada bebatuan. Muatan listrik itu bisa bergerak vertikal sampai ke permukaan tanah. Ketika sampai di atmosfir, muatan listrik ini berinteraksi dengan atmosfir dan menghasilkan perubahan cahaya. Muatan ini bergerak lebih cepat daripada gempabumi itu sendiri.
Menyebarluaskan informasi mengenai pendar-pendar aneh ini, akan membantu mengurangi korban jiwa sebagaimana pengalaman seorang bapak di L'Aquila, Italia pada April 2009. Pagi itu dia mendapati perabot dapur di rumahnya berpendar. Dia bergegas mengajak seluruh keluarganya ke luar dari rumah. Dua jam kemudian gempabumi besar pun memporakporandakan kawasan itu.