Perlahan tapi pasti, topeng bedak itu memudar. Topeng itu menipis dengan sendirinya. Tapi masih dalam golongan tebal. Setidaknya lebih baik dari kemarin. Entah sampai kapan bedak itu menempel disana. Karena setiap kali aku mencoba mencongkelnya, setiap kali itu pula datang orang memperbaikinya. Tak ada yang membantuku melepasnya.
Kebohongan. Kepalsuan. Kepura-puraan.
Seperti menjadi bumbu penyedap rasa dalam masakanku. Bila aku menghilangkannya dari resepku, tak ada orang yang datang ke warungku. Mereka suka masakan itu. Dan aku hanya membuatkan masakan. Tanpa pernah merasakan rasanya. Aku tahu pasti, masakanku yang paling enak dan lezat bukan masakan itu. Masakan tanpa bumbu penyedap rasa. Meski tak enak menurut lidah mereka. Tapi aku suka itu.
Bedak itu. Bumbu penyedap rasa itu. Entah kapan aku bisa melupakan mereka. Hidup dengan wajahku sendiri dalam cermin. Hidup dalam lezatnya masakanku menurut lidahku.
Pangkalpinang, 8 April 2010