Sekarang, entahlah...
Mungkin karena padatnya hujan di daerah ini dan tidak adanya aliran air yang baik, jalanan di daerah ini rusak total. Dimana-mana kubangan air di setiap sudut jalan utamanya. Apakah ini memang trend jalan utama pinggir kota di zaman yang sudah modern dengan teknologi yang paling mutahir?
Atau, ini taktik dari aparat poltisi yang mencoba mencari simpati dari rakyat yang lemah?
Sampai saat ini warga Cinere resah karena jalan utama yang menghubungkan daerah Depok dan Jakarta Selatan kini hancur total. Tidak ada tanggapan apa-apa dari pejabat di daerah setempat. Dulu sempat ada sebuah umbul-umbul yang menyindir kepemimpinan Walikota Depok yang berhubungan dengan bertambah rusaknya jalanan di daerah ini. Tapi, beberapa waktu kemudian, mungkin pihak yang tersindir merasa terganggu dan segera mencabut umbul-umbul tersebut.
Sungguh malang nasib warga Cinere dan sekitarnya yang memanfaatkan akses jalur utama untuk menghubungkan mereka dengan kegiatan yang seabrek menunggu mereka. Dimanakah rasa kepedulian itu, terlebih lagi setiap bulan selalu ada perusakan kembali oleh PLN yang bekerja separuh-separu demi mendapatkan proyek dengan uang ratusan juta atau mungkin sampai milyaran dengan alasan "Perbaikan Saluran/Kabel Listrik".
Ya ampun, sampai kapan warga Cinere terganggu dengan jalanan yang sudah tidak bisa dinamai sebagai jalan utama lagi?
Kemanakah kami harus mengadu?
Semoga, tulisan ini bisa menjadi sindiran dan pikiran semuanya..
Maaf kalau tulisan ini begitu mencurahkan perasaan saya akan buruknya jalanan di daerah Cinere.