Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung Pilihan

Hiyhana Diserang Jin

17 Juli 2023   20:30 Diperbarui: 17 Juli 2023   20:47 132 2
Hiyhana Diserang Jin

Namanya Hana. Kakaknya yang bernama Adil suka memanggilnya Hiyhana. Siang itu setelah  melakukan berbelanja di pasar swalayan, Adil mengajak Hiyhana pergi  ke  tempat kuliner.

Adil dan Hiyhana duduk berhadapan. Sebelum pelayan datang, Adil bertanya kepada Hiyhana, "Kamu mau makan apa,  Hiyhana?"

"Makan makanan yang super pedas. Mie setax , " jawab  Hiyhana.

"Apa mie Setax?" Tanya Adil terkejut.

Hiyhana mengangguk.

"Minumnya?" tanya Adil.

Hiyhana mengeklik "Google". Lalu Hiyhana mencari minuman yang cocok. "Es Teler Gen Z," jawab Hiyhana sesaat kemudian.

Adil pun memesan makanan dan minuman kepada Mbak  pelayan.

"Mbak, mie setax satu.  Nasi goreng satu. Es Teler gen Z satu. Dalgona satu,"  pesan Adil kepada Mbak pelayan.

Mbak pelayan mencatat pesanan Adil.   "Baik.  Pesanan akan segera dikeluarkan," jawab Mbak pelayan ramah.

Tak lama kemudian nasi mie setax, nasi goreng, es Teler gen Z dan dalgona  terhidang di meja makan mereka.

Adil dan Hiyhana menyantap makanan mereka masing-masing. Hiyhana makan dengan lahapnya. Bahkan Hiyhana makan hingga tandas. Tak tersisa  sedikit pun. Setelah  itu Hiyhana menyedot es telernya sambil menatap layar ponselnya menonton film tentang  jin di YouTube. Ini sudah ke sekian kalinya Hiyhana menonton film jin.  Sedangkan Adil masih menunggu isi  perutnya melorot sambil membaca buku yang berjudul "Menggapai Manisnya Iman" karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah.

Adil menarik nafas dalam-dalam. Lalu menghembuskannya pelan-pelan.

"Dik, sudah dua tahun lebih perhatian kita tercurah pada makanan yang membuat tubuh kita sehat agar  terhindar dari  virus Corona. Sementara perhatian kita terhadap makanan yang membuat   hati kita sehat sangat kurang.  Padahal di akhirat kelak,  hati yang sehatlah  yang akan  mencegah kita dari siksa neraka dan mengantarkan kita ke surga. Insya Allah," kata Adil memulai percakapan.

 "Maksudnya?" tanya Hiyhana.

"Kita harus  berupaya membuat hati kita sehat," jawab Adil.
 
"Hati yang sehat. Apa itu?"

"Hati yang sehat itu identik dengan hati yang selamat," jawab Adil.


"Hati yang selamat? Aku tambah tak paham, Kak."

"Hati yang selamat menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah adalah hati yang bersih dari segala bentuk kesyirikan. Hati yang meyakini bahwa tiada sesembahan yang hak selain Allah. Ibadahnya, salatnya, rasa cintanya hanya ia tujukan kepada Allah semata. Artinya ketika seorang isteri mencintai suaminya maka cintanya  karena Allah. Sehingga ketika suaminya berlaku buruk terhadapnya maka ia bersabar. Karena, Allah  memerintahkan  untuk bersabar, " jelas Adil.

Hiyhana mengangguk-angguk.

"Hati yang selamat adalah hati seseorang yang tunduk pada aturan-Nya dan berusaha mengikuti sunah  rasul-Nya semampunya. Contohnya adalah istiqamah salat lima waktu dengan gerakan-gerakan yang benar," lanjut Adil.

Hiyhana diam mendengarkan.

"Baik buruknya hati   sangat menentukan selamat tidaknya anggota badan, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jazad manusia itu ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya. Namun, jika segumpal daging itu buruk maka buruklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati" Ini bunyi hadis riwayat Bukhari no.52 dan Muslim no. 7," jelas Adil sambil menikmati jus lemonnya.

Hiyhana menguap.

"Hati memerlukan nutrisi agar tumbuh sehat.  Nutrisi hati itu tidak lain adalah istikamah mengerjakan  amalan sunah seperti salat sunah Dhuha dan Tahajud, tilawah, berpuasa sunah, bersedekah, dzikirullah, sholawat dan  banyak beristighfar, " kata Adil tanpa melihat Hiyhana.

Hiyhana diam membisu.

"Dalam soal istighfar
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,"Sesungguhnya hatiku sedikit lupa mengingat Allah maka aku beristighfar kepada- Nya dalam sehari seratus kali... " ucap Adil.

Hiyhana menunduk lagi.

"Doa untuk menjaga kesehatan hati sebagaimana yang Rasulullah shalallahu alaihi wasallam contohkan adalah, "Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku agar selalu di atas agama-Mu," kata Adil  membaca doa.

Hiyhana semakin menunduk.

"Kalau Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang ma'shum  saja setiap hari selalu memohon ampun kepada-Nya agar  hatinya terjaga maka apalagi kita yang banyak berlumuran dosa," Adil menutup bukunya.

Betapa terkejut hati Adil ketika melihat  Hiyhana  menelungkupkan kepalanya di meja. Lebih terkejut lagi ketika Adil mendengar kata-kata Hiyhana.  Lalu Adil cepat-cepat berdiri dan mendekati adiknya yang tengah mengigau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun