Beberapa waktu yang lalu beberapa orang sempat mengeluh di depan penulis. Mereka bilang, "Anak sekarang banyak yang tak tahu adab. Lewat di depan orang tua tidak bilang permisi. Nyelonong begitu saha. Kalau ngomong suaranya keras. Bahkan berani membentak orang tus." Sungguh memprihatinkan memang peri laku anak zaman sekarang. Lalu bagaimana solusinya?
Kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari pendidikan yang berbasis adab. Hanya dengan pendidikan semacam itulah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan beradab. Oleh karena itu setiap warga semestinya mengikuti pendidikan yang berbasis adab. Lalu apakah adab itu?
Dalam buku yang berjudul konsep Adab Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Muhammad Ardiansyah mengatakan bahwa kata adab dengan berbagai derivasinya tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an. Namun ada perintah untuk menanamkan adab di dalam Al-Qur'an yaitu:
"Hai orang-orang beriman, peliharaan dirimu dan keluargamu dari api neraka."(QS At-Tahrim:6)
Ibn Abbas dan Ali ibn Abi Thalib menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:
Didiklah mereka dengan adab dan ajarkanlah mereka ilmu.
Hal itu senada dengan tafsiran Imam al-Bukhari. Dalam kitab al-Adab al-Mufrad, bab Adab al-Walid wa birru li walidihi (Adab ayah dan kebaikannya untuk anaknya), berdasarkan pendapat beberapa ulama Imam al-Bukhari mengatakan bahwa kebaikan itu datang dari Allah dan adab itu datang dari orang tua. Artinya bahwa orang tua tidak hanya pasrah pada rahmat-Nya semata tetapi juga harus berikhtiar untuk menanamkan adab kepada anak-anaknya.
Menurut Abu Hafs Syihabuddin al-Suhrawardi, membentuk adab pada diri seseorang itu ada dua cara. Pertama, tidak membutuhkan adanya latihan tambahan. Hal ini hanya berlaku pada sebagian orang yang Allah ta'ala beri kekuatan hati sebagaimana yang terjadi pada diri Nabi Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para nabi lainnya.