Jam telah menunjukkan pukul 01.30 dini hari saat aku turun dari bus Transjakarta yang membawaku dari stasiun Cawang. Bergegas kutapaki koridor jembatan penyeberangan menuju halte Kuningan Barat. Bunyi ketukan sepatu memantul terbawa angin malam yang terasa begitu dingin meraba tengkuk. Langit Jakarta yang seharusnya ramai terasa begitu kosong dan gelap menggayut di sana.
KEMBALI KE ARTIKEL