Dan mengisi percakapan berantai tak jemu kau rangkai
Penuhi liang luka dari penggal kepala tak bertuan
Di dadaku kau borgol segala nyeri yang kau tepis dengan mantra gagu
Aku tak dapat mengelak sebab rayap-rayap telah menggerogoti puing-puing masa silam
Cuma kata-kata lugu dari sebatas senyuman kaku memancar di wajahmu
Aku tahu kau selalu membuka pintu dari sekat-sekat dimensi yang kasat
Lalu, kau berdiri di depan kaca sembari memantulkan bias cahaya agar sebatang tubuhmu tangguh menopang  luka
Sedangkan debar jantungku kau pasung untuk menebus potongan waktu
Sukoharjo, 2021