ke benak dan hatiku,
selaksa seolah melayang,
bayangan nostalgia akan turun.
Keningku mengernyit teringat masa itu,
yang masih menyisakan benih-benih,
tinggal di relung kalbu,
tak mampu tersapa oleh siapapun.
Bayangan tersisa di mata,
seakan berdiri di hadapanku,
mengangguk,menyapaku,
betapa kagetnya, badan kaku,
melangkahpun tak mampu.
Ku terpaku disapa dinginya bayu,
merayu ke alam mimpi itu,
menyapa dalam diamnya,
mengajaknya berlari dari dunia fana.
Sejuta lagu berirama merdu,
membangun lamunanku,
agar tak lupa kebodohan yang lalu,
merintih sakit dan perih,
bersama alunan musik yang berisik.
Kini kusadari,
seberkas cahaya bening menanti,
sungguh masa itu mampir di hati,
do'a yang mengalir menyejukkan,
membawakan perjalanan menuju keyakinan.
Kebumen, 17 Juni 2024