Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mitos Rumput Kebar Penyubur Kandungan

10 April 2012   21:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 2234 0
[caption id="attachment_170990" align="alignleft" width="300" caption="rumpt kebar, tumbuhan penyubur kandungan"][/caption] Sebut saja Pak N, beliau tinggal di daerah Pondok Indah Jakarta Selatan. Beliau secara rutin sebulan dua kali memesan rumput kebar dalam jumlah yang cukup banyak, sebelum mengenal saya beliau telah mengunakan rumput kebar yang didatangkan langsung dari Negara India. Sayangnya beliau engan menceritakan secara detail kelebihan apa saja yang terdapat dari tumbuhan rumput kebar. Tetapi ungkapnya.” Tumbuhan ini sangat bermanfaat bagi kaum wanita yang sulit mendapatkan keturunan. Oleh Pak N, rumput kebar dikirim keluar Indonesia memenuhi permintaan rekan-rekanya. Hebat Pak N.

Rumput kebar [Biophytum petersianum Klotzsch] begitu tumbuhan liar itu disebut, berasal dari lembah Kebar yang tersohor di Manokwari, Papua Barat. Walaupun disebut rumput, perawakan tumbuhan ini jauh dari bentuk rumput yang kita kenal. Daunnya hijau agak membulat dan merupakan tumbuhan perdu.

Menurut penelitian Agnes Imbri dari Universitas Papua, rumput kebar dengan populasi tertinggi berada di daerah kebar tengah dan timur berasosiasi dengan tumbuhan perdu lainnya Paspalum conjugatum dan si ilalang Imperata cylindrica. Rumput kebar tumbuh pada tanah ber permeabilitas sedang dan PH tanah agak masam [5,6 – 4,6]. Syarat hidup lain dari rumput kebar, curah hujan rata-rata 2.383 mm/tahun dengan suhu 26,7 derajat Celsius dan intensitas matahari 64,87 lux pada ketinggian 500-600 m dpl.

Bagi yang sudah mengenal mithos rumput kebar,kemudian memesannya pastilah untuk tujuan agar “cepat” diberi keturunan. Biasanya buahtangan itu diberikan kepada rekan perempuan yang baru menikah atau  bagi pasangan yang sudah lama menginginkan keturunan.

Ada juga mereka yang meminum ramuannya dan tidak pernah benar-benar membuktikan kasiatnya,alias hanya ikut-ikutan mithos orang Papua saja, “Yah, namanya juga usaha”, begitu suatu kali seorang teman berkomentar.

Mitos itu boleh jadi sebentar lagi akan runtuh oleh kegigihan seorang biolog dari Universitas Muhammadyah Malang. Adalah Sukarsono MSc yang awalnya tertarik kisah rumput kebar dari perbincangan rekan-rekan mitra KEHATI pada acara pertemuan “Belajar Bersama Masyarakat” [Loka tulis dan Shared Learning]. Ia pun berkeinginan menelitinya untuk membuktikan pengetahuan lokal dari Manokwari itu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun