Kemiskinan di Banten merujuk pada kondisi di mana individu atau kelompok tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Di Provinsi Banten, yang merupakan salah satu provinsi terpadat di Indonesia, kemiskinan menjadi masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, serta dampak sosial yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Â Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara wilayah perkotaan yang lebih berkembang dan daerah pedesaan yang kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh, daerah perkotaan seperti Kota Tangerang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan dengan daerah pedesaan di Kabupaten Lebak. Hal ini menambah tantangan dalam mengurangi angka kemiskinan di Banten, di mana masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diatasi. Dalam konteks ini, kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga terkait dengan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang memadai, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan utama di Provinsi Banten. Berdasarkan data yang mencakup periode 2020 hingga 2022, terlihat adanya fluktuasi jumlah penduduk miskin di berbagai kabupaten dan kota di provinsi ini. Analisis terhadap data ini penting untuk memberikan gambaran mendalam bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang tepat guna menanggulangi kemiskinan di setiap wilayah. mDari pemantauan data, dapat disimpulkan bahwa walaupun terdapat penurunan angka kemiskinan di beberapa daerah, tantangan yang dihadapi masih cukup signifikan, terutama di daerah yang mengalami peningkatan angka kemiskinan akibat dampak pandemi COVID-19. Secara umum, terdapat fluktuasi dalam jumlah penduduk miskin di sebagian besar wilayah selama periode tersebut. Beberapa wilayah mengalami peningkatan angka kemiskinan pada tahun 2021, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian lokal. Namun, sebagian besar wilayah berhasil menurunkan angka kemiskinan mereka pada tahun 2022, menunjukkan bahwa proses pemulihan ekonomi mulai terjadi dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, kabupaten-kabupaten yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi seperti Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Lebak membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk memastikan keberlanjutan pemulihan ini dan mengurangi ketimpangan ekonomi di provinsi tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL