Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Virus Ngotjol Menyerang "Politik & Kepentingan Bisnis"

9 Desember 2009   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 549 0
Oscar Wilde bilang “I adore political parties. They are the only place left to us where people don’t talk politics”. .. kira-kira samalah dengan parpol kita, politik untuk rakyat cuma seru waktu kampanye : Free education ! Free health care ! Changes ! Prosperity ! etc .... Setelah kampanye bubar, "business as usual" gitu deh... "How much money we have spent, how much money we will get?". Musti ada dong ... Return on Investment (ROI), makanya P.J. O’Rourke menyindir mereka dengan sebutan "Parliament of Whores." Wah, kalau kalah dalam pemilu atau pilpres gimana ya, ... rugi dong bandar? Barangkali tidak berlebihan kalau ada pendapat masyarakat yang mengatakan, bahwa yang namanya "kepentingan politik" tidak dapat dilepaskan dari "Kepentingan Ekspansi Bisnis." Kebetulan banget di negeri ini, tidak ada peraturan yang secara tegas melarang konflik kepentingan jabatan publik dengan kepentingan bisnis pribadi dan keluarga serta sahabatnya. Beberapa kelompok bisnis memang pernah akrab dengan kekuasaan, baik di masa Orla, Orba sampai di era reformasi ini. Penulis tidak punya keinginan menyebutkan kelompok-kelompok bisnis mana saja yang pernah atau masih akrab dengan kekuasaan. Bahkan, listrik yang belakangan byar-pet di negeri ini, bisa jadi juga terkait dengan pendapat masyarakat tersebut. Pasalnya, ada rencana pembangunan 19 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkekuatan 10.000 MW, yang demikian ngototnya didengungkan terus-menerus, dan terkesan cetusannya itu demi kepentingan rakyat. Padahal, oleh beberapa pihak (kajian para pakar ekonomi), rencana ini dinilai berbahaya secara ekonomi, Lho koq berbahaya?, iya, karena katanya ber-aroma kekuasaan (abuse of power), pasalnya ada pihak yang mendorongan Bank Pembangunan Daerah (BPD) se Indonesia untuk membiayainya dengan mengandalkan dana murah di bank-bank milik pemda tersebut. Masalahnya, dana murah itu adalah dana jangka pendek, sedangkan pembangunan PLTA adalah proyek berjangka waktu panjang. Rata-rata baru setelah 7 s/d 10 tahun, baru ada duit yang masuk. Jika terjadi sedikit saja goncangan, BPD-BPD tersebut bakalan colaps, karena dana jangka pendek mereka dipakai untuk membiayai proyek jangka panjang. Siapa di balik proyek ini?, (mohon cari sendiri datanya.pen). Begitu juga dengan kisah Bang Sianturi dan sebagainya. Rasa-rasanya, pengen banget menuangkan banyak hal, namun apa daya "kemauannya" hilang terbawa angin masa lalu yang mengantarkan penulis emoh banget kalau diajak ngomong politik. Sampai-sampai, kalau penulis guyon (lagi terserang virus ngocol), salah seorang teman dekat penulis yang politisi, cuman bisa cengar-cengir, pasalnya dia paham banget parahnya virus ngocol yang mengendap lama di benak ini, namun kadang-kadang kumat juga, walaupun telah ditahan sekuat mungkin, apalagi kalau telat minum obat, seperti misalnya; Pada masa kampanye di negeri Ngotjoleria, yang kebetulan penulis (incumben) Menko Perekonomian. Ada salah seorang legislatif yang berasal dari partai yang sama dengan penulis, mengajukan proposal pembangunan sebuah jembatan di suatu daerah yang agak terpencil. Sebut saja namanya si "Anu" (presumption of innocent). si 'Anu' : "pak, kita khan berasal dari rumah yang sama, jadi kita punya tanggung jawab yang sama untuk membesarkan rumah kita" Penulis : "Maksud anda?" ... si 'Anu' : "Ini lho, .. proposal saya, dan saya harap bapak siap mendukungnya" Penulis : "Oh, .. proyek pembangun jalan dan jembatan ya, .. tapi ini khan daerah terpencil?, si 'Anu' : "Benar pak, .. jauh dan sangat sulit untuk di kontrol" Penulis : "Saya rasa anda juga sudah tahu, ... bahwa setiap proyek pembangunan harus ada sasarannya?" si 'Anu' : "Benar pak, .. untuk itu team saya sudah membuat studi kelayakannya, dan siap untuk disosialisasikan, yakni ... Agar akses kampung tersebut bisa lebih mudah untuk menjual hasil pertaniannya ke kota." Penulis : "Tapi pak di daerah tersebut khan tidak ada sungai, ... jadi untuk apa dibangun jembatan?" si 'Anu' : "Jangan khawatir pak! ... Jika tidak ada sungai di daerah tersebut, kita bisa bangun jembatan sekalian dengan sungainya pak !... " Penulis : "Boleh juga nih ideanya ... ??!@#$%^&*??" Tulisan ini masuk kategori Hiburan?, Polhukam?, Ekonomi?, Edukasi? ... atau Ngotjol ya? ....... Salam, Bang Umar (bukan Bank Sianturi) Menko Ngocol Perekonomian

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun