Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tumbal Sang Bandar

2 November 2021   13:10 Diperbarui: 2 November 2021   23:30 106 2
Mari perangi Narkoba, teriak para penguasa

Seruan pun yang terpampang jelas menghiasi sudut - sudut kota sampai ke pelosok  desa

Baliho, poster, sampai iklan di media pun berteriak meneriakkan perangi narkoba

Kenapa Narkoba masih berserakan di tengah- tengah kota sampai ke  pelosok desa ?

Banyak Korban berjatuhan mulai dari anak harus terpisah dari orang tuanya begitupun sebaliknya
 
Sang Bandar  menjelma sebagai seorang mekanik yang tau mana yang suka dan mana yang  tidak suka

Dengan  membuat  kontrak ke kepada sang pemilik tahta  yang bersenjata

Layaknya seorang mekanik yang tau mana  yang  produktif dan mana yang tak produktif menjalankan rencana

Rencana melibatkan para pemilik tahta yang bersenjata

Keterlibatan sang pemilik senjata menambah amunisi  kekuatan sang bandar dalam menebarkan serbuk putih tak kasat mata
 
Tipu muslihat sang pemilik senjata mencekik korban yang tak berdaya

Di paksa mengakui perbuatan yang tak di lakukan

Layaknya jebakan  Batman yang tersusun rapi dalam penangkapan sang mangsa  

Satu-persatu  tumbal berjatuhan
Mulai dari anak yang kecanduan sampai ada yang menikam di penjara dengan rencana sang bandar dan pemilik senjata

Akibat kontrak sang bandar  dengan  pemilik senjata yang menjelma jadi lahan bisnis yang menguntungkan dari keduanya

Serpihan rupiah berjatuhan hasil tawar menawar hukuman dari sang pemilik senjata

Peras, rampas , tebus dijadikan pondasi dalam memberantas narkoba

Peras, untuk meminta uang
Rampas, untuk  merampas kemerdekaan dengan hukuman
Tebus jika kau ingin selamat dari hukum

Pada akhirnya sang Bandar tertawa menggelegar
Menyaksikan permainan cantik pemilik senjata

Dengan berkata, mereka berteriak tapi terlibat dalam rencananya.

Oleh: Umar Faruq

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun