Tembus dengan dalam, hingga akhirnya kita harus sama-sama rela
Rindu pernah mengupas jiwa-jiwa yang sedang meronta menahan goda
Mata pernah mengedipkan binar binar syurga yang melampaui rasa
Hari ini airmata kita beku menahan semua isi kepala
Tak ada lagi kalimat bijak untuk saling menguatkan raga
Lemah dan tiada berdaya, menyaksikan diri kita kekeringan kata
Di atas tanah gersang kita bersiap untuk menghentikan semua
Peluk terakhir kita menjadi kesembuhan atas sakitnya prasangka
Semakin jatuh dalam cinta, jauh pula raga, hanya tersisa rasa percaya
Peluk ini sungguh ribut, tak juga surut, kita semakin takut untuk bicara
Tiba-tiba kita teringat bahwa peluk tak pernah ada, yang ada hanya bayangan yang menyapa
*25-Maret-2022*