Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Belajar dari Sebuah Kehidupan

12 Januari 2015   02:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 23 0
Bismillah…

ada yang mengatakan hidup adalah anugerah dan karunia dari Tuhan,

ada yang mengatakan hidup adalah perjuangan dan pengorbanan yang harus dihadapi

bahkan ada yang mengatakan bahwa hidup itu kejam…

lalu… timbul pertanyaan. lalu, siapakah yang menentukan kehidupan itu sehingga dikatakan dari berbagai pendapat yang berbeda?

ada yang mengatakan karunia, ada yang mengatakan perjuangan bahkan ada yang mengatakan kejam?

siapakah yang seharusnya kita salahkan?

apakah dunia?

No…. la… bukan itu…

tetapi diri sendiri.

Yah, diri sendiri.

diri sendirilah yang menentukan kebahagiaan dan suksesannya kita.

kita yang memiliki keimanan yang kurang dan semangat yang rendah dalam menjalani kehidupan akan mendapat hasil yang buruk. dan kita yang memiliki keimanan yang kuat dan semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan akan mendapat hasil yang baik.

cobalah, sejenak kalian bayangkan atau keluar dari rumah melihat orang-orang yang kehidupannya serba kekurangan… dan bandingkan dengan orang-orang yang kehidupannya tercukupi…

apa yang ada di pikiran kalian?

yah… usaha…

usaha yang berbeda

ketika ku melihat realita kehidupan, begitu banyak orang-orang yang kurang semangat dan termotivasi untuk bekerja keras sehingga hanya mengharapkan bantuan dari tangan-tangan orang lain dan tak sedikit yang akhirnya putus asa dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.

ditengah ganasnya kehidupan ini, berbagai cara pun dilakukakan seseorang untuk mendapat keuntungan tanpa mengenal halal dan haramnya sesuatu itu. namun… dibalik kekejaman tersebut, masih terdapat orang-orang yang menjalani kehidupannya dengan kejujuran.

sebut saja pak didit bersama wahyu.

pak didit dan anaknya yang bernama wahyu telah menginspirasi banyak orang termaksud saya.

dibalik kekurangannya yang tidak bisa melihat atau tuna netra, semangatnya untuk hidup begitu besar dan pantang menyerah. apalagi wahyu anak ke tiga dari pak didit yang sekarang lagi duduk di bangku SMP yang menjadi semangat hidup pak didit karena senantiasa membantu ayahnya berjualan kerupuk keliling. dari siang sampai malam, tak ada kata lelah apalagi mengeluh saat jualannya tak terjual semua. ditengah suara kendaraan berlalu lalang, pak didit bersama wahyu tetap setia menunggu para pembeli sampai kerupuknya habis.

Subhanallah…

“dirimu begitu tegar adikku. semangat yang dek, tetap rajin belajar agar kelak cita-cita yang kamu harapkan dapat tercapai”.

kadang aku berpikir, dimana mereka yang diberi kesempuraan untuk melihat, memegang, dan melangkah dengan kondisi yang normal tetapi dipergunakan dengan hal-hal yang negative ?

dimana mereka yang sering mengeluh ditengah kebutuhannya yang terpenuhi?

dimana mereka yang putus asa ditengah banyaknya pekerjaan yang menanti?

dimana mereka… dimana mereka… dimana mereka?

Lihat… lihat mereka dan belajar dari mereka yaitu orang-orang yang mampu memberikan kebaikan kepada dirinya di dunia ini.

sadari… dan renungkan itu wahai saudaraku,

ketahuilah bahwa semakin seringnya kita peduli terhadap sesama, dan melihat orang-orang dibawa kita maka semakin banyak pula pelajaran hidup yang di dapatkan

Maka… Jangan Menyerah sahabatku…

bergerak dan berikan yang terbaik saat ini dan detik ini pula…

dan tunjukkan kepada dunia, bahwa kamu pasti bisa memberikan yang terbaik

come on

aamiin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun