Di film ini mengisahkan tentang tukang pijat yang sering memijat orang-orang penting dan tanpa sengaja mendengar rencana-rencana tentang korupasi, izin dagang illegal, dan gratifikasi seks yang terjadi pemerintahan, di awal cerita si tukang pijit memijat seseorng yang di panggil ustaz tapi sering main cewe sembarangn, dan dugem, sedang berbicara di telpon meminta uang sogokan untuk expor barang keluar negeri, selama memijat si ustaz itu dia banyak mendengar hal yang rahasia, setelah itu si tukang pijat memijat salah satu keluarga yang memiliki anak seorang jurnalis, di situ si tukang pijat ngobrol sambil memijat tidak sengajalah dia bercerita tentang perdaganagn daging keluar negri, dengan itu terbongkarlah rencara expor daging keluar negeri itu dan si kaki tangannya uztaz itu tertangkap saat sedang bermain dengan Wanita di hotel, degan di tangkapnya kaki tangannya itu di uztaz itu ikut di selidiki.Disisi lain salah satu parta Terjadi pengelapan dana pembangunan rumah untuk masyarakat yang di mana dana itu di gunakan untuk modal pemilu sebagai presiden, dia mengelapkan angaran negara untuk kepentingan pribadinya hal itulah yang didengar oleh naga sehingga ia menjadi saksi bisu atas segala kebohongan di suatu partai. Chika, seorang jurnalis investigasi, berusaha membongkar skandal besar yang melibatkan Partai Amal Syurga dan ketua partainya, Ustad Etawa. Chika menggali informasi dari berbagai sumber, termasuk Naga, untuk mengungkap kebenaran di balik praktik korupsi yang merugikan negara. Namun, perjuangan Chika tidak mudah; ia harus menghadapi ancaman dari para pelaku kejahatan yang ingin menutupi jejak mereka. "Negeri Tanpa Telinga" menyajikan kritik tajam terhadap sistem politik Indonesia yang korup. Film ini menggambarkan bagaimana kekuasaan dapat merusak moralitas individu dan masyarakat. Melalui karakter Naga, penonton diajak untuk merenungkan dampak dari kebohongan dan intrik politik terhadap kehidupan sehari-hari rakyat biasa. Telinga Naga menjadi simbol dari kesadaran akan kebenaran yang menyakitkan; ia ingin menutup telinganya untuk melindungi diri dari realitas pahit.Film ini juga menyoroti peran media sebagai pilar demokrasi. Chika sebagai jurnalis menunjukkan betapa pentingnya keberanian untuk mengungkap kebenaran meskipun ada risiko besar. Dalam konteks ini, film ini mengajak penonton untuk lebih kritis terhadap informasi yang disampaikan oleh media dan tidak mudah terbuai oleh janji-janji manis para politisi.Karakter-karakter dalam film ini dibangun dengan baik, masing-masing memiliki latar belakang dan motivasi yang jelas. Naga sebagai protagonis mencerminkan suara rakyat kecil yang terpinggirkan oleh kekuasaan. Sementara itu, karakter-karakter seperti Piton dan Tikis Queenta mewakili sisi gelap dari ambisi politik yang tidak sehat.Piton adalah ketua partai Martobat yang berambisi menjadi presiden dengan segala cara, termasuk manipulasi dana publik. Karakter ini menunjukkan bagaimana ambisi dapat mengubah seseorang menjadi sosok yang tidak peduli pada moralitas. Di sisi lain, Tikis Queenta sebagai pelobi ulung mencerminkan bagaimana hubungan antara politik dan bisnis sering kali saling terkait dalam dunia korup.Lola Amaria berhasil menyampaikan cerita dengan gaya naratif yang sederhana namun kuat. Dialog-dialog dalam film ini penuh dengan makna tersirat dan kritik sosial yang tajam. Meskipun mengangkat tema berat tentang politik dan korupsi, film ini tetap dapat dinikmati oleh berbagai kalangan penonton. Teknik sinematografi yang digunakan juga mendukung atmosfer cerita, menciptakan ketegangan saat situasi semakin memanas.ULASAN KELEBIHAN DAN KEKURANGANÂ Kelebihan film ini yaitu:*Cerita yang menarik karena alur politik yang kotor dalam film ini bisa di kemas dengan sangat baik dan bisa di campur dengan alur komedi.*Pengambialan gambar yang menarik *Acting pemain sanagat bagus*Topik yang di bahas dlm film ini sangat resevan dengan kejadian thn iniKekurangan dari film ini yaitu:*Alur yang terkesan terburu-buru dan tidak terlalu detail *Bahasa yang di gunakan terkesan biasa tidak ada yang membuat terkesan KONTRIBUSI FILM TERHADAP STUDY ILMU POLITIKKontribusi film negeri tanpa telinga dalam study ilmu politik adalah:*Analisis korupsi politik Di mana dalam film ini naga sebagai tukang pijat yang mendengar kecuranagan seorang politikus melakukan korupsi, ternyata korupsi ini adalah kegiatan yang lumrah di lakuakan dalam dunua politik dan di atur secara rapi dan bersih. Dengan adanya film ini membuat mahasiswa jadi punya gambaran tentang kegiatan korupsi dalam politik dan bisa mencari celah untuk mengurangi maraknya kasus korupsi.*Pentingnya mediamasaDengan adanya media masa masyarakat bisa di giring untuk melakukan apa yang di mau oleh si pembuat narasi, di film tersebut ada saat si piton membuat iklan anti korupsi di stasiun tv untuk mengiring opini public tentang partai dia yang kotor mrnjadi bersih dalam isi korupsi, ini bisa membuat mahasiswa di ilmu politik bisa membuka pemikiran mereka saat melihat apa yang ada di mediamasa itu tidak gampang percaya dam itu juga bisa menjadi bahan penelitian.*Pengaruh terhadap Kesadaran PublikPara pejabat dan pengamat menilai bahwa film ini dapat berperan sebagai kampanye anti-korupsi. Dalam pemutaran perdana film tersebut, beberapa pejabat negara mengekspresikan harapan bahwa tema film ini dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk menolak korupsi. Ini menunjukkan bahwa film tidak hanya menjadi sarana hiburan tetapi juga alat untuk memicu diskusi tentang isu-isu penting dalam masyarakat.*Relevansi dalam Diskusi Ilmu PolitikFilm ini menarik bagi studi ilmu politik karena ia menawarkan perspektif unik tentang bagaimana kekuasaan dan korupsi beroperasi di lapangan. Dengan menyajikan narasi yang dekat dengan kenyataan, film ini memungkinkan penonton untuk memahami lebih baik dinamika kekuasaan yang sering kali tersembunyi dari pandangan publik. Hal ini menjadikan Negeri Tanpa Telinga sebagai sumber yang berharga untuk analisis kritis mengenai politik Indonesia.Kesimpulan Secara keseluruhan, Negeri Tanpa Telinga memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemahaman kita tentang korupsi dalam konteks politik Indonesia. Dengan menggunakan seni film sebagai media, Lola Amaria berhasil menyampaikan pesan penting mengenai tanggung jawab sosial dan moralitas dalam dunia politik. Film ini tidak hanya mencerminkan realitas sosial tetapi juga berfungsi sebagai panggilan untuk perubahan dan kesadaran kolektif di kalangan masyarakat
KEMBALI KE ARTIKEL