1. Memahami Karakter Pasangan Masing-masing Lebih Dalam
Biasanya ketika proses menuju pernikahan akan terjadi banyak masalah, dan akan sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat maupun kesalahpahaman. Jangan sampai ada kurang komunikasi di antara pasangan. Kita harus bisa memahami kondisi kita maupun pasangan kita di tengah keluarganya. Jangan sampai kita menuntut ini dan itu kepadanya. Perlu diingat bahwa pernikahan ini bukan semata menyatukan jalinan asmara sepasang mempelai, tapi lebih daripada itu pernikahan merupakan penyatuan dua keluarga besar untuk hidup berdampingan. Jadi, mengendalikan ego masing-masing adalah kewajiban. Di sini akan terlihat bagaimana karakter pasangan yang sebenarnya, karena terkadang ketika pacaran segalanya dibuat lebih indah dan selalu terkesan baik. Akan tetapi, pada proses menuju pernikahan inilah sifat asli dari seseorang akan muncul (*bersiaplah.. :D). Selain itu, kita harus bisa memahami kondisi pasangan kita. Jangan sampai hanya karena masalah yang sepele membuat hubungan menjadi renggang dan menghambat proses menuju pernikahan. Naudzubillahimindzalik..
2. Memahami Perasaan Orang Tua Dan Calon Mertua
Ketika pacaran, terkadang kita hanya sebatas ngobrol santai maupun makan bersama dengan orang tua pasangan kita atau bisa dibilang calon mertua. Perbincangan pun hanya seputar informasi tentang pekerjaan, hobi, profil keluarga, dan lain-lain yang biasa dibicarakan orang. Hal ini akan berbeda ketika proses menuju pernikahan. Orang tua kita dan calon mertua kita akan selalu membicarakan tentang bagaimana rencana pernikahan dan serba-serbi tentang menikah. Mereka akan memberi masukan tentang ini dan itu, tentu saja tidak menjadi masalah bukan? Namun inilah masalah yang sebenarnya, karena orang tua kita akan menjadi 2 dan tentu saja kita harus berlaku adil terhadap mereka. Ketika orang tua kita berkata A dan calon mertua kita berkata B, kita harus bisa mencari jalan tengah yang tentu saja tidak menyinggung keduanya. Belum lagi jika kita berkata C, dan pasangan kita berkata D. Bumi seakan runtuh seketika (*haha). Maka bersiaplah dari sekarang bagi yang akan menikah. Jangan terkesan lebih memihak kepada orang tua kita, karena ada pepatah yang mengatakan:
"Ketika kamu telah berkeluarga, sayangilah mertuamu melebihi rasa sayangmu kepada orang tuamu".
Pepatah tersebut ada benarnya, akan tetapi jangan sampai kita menjadi anak durhaka kepada kedua orang tua kita. Oleh sebab itu, pandai-pandailah menjaga hati mereka agar tidak ada yang merasa dinomer duakan. Berlatih menjadi orang yang bijak dan memiliki rasa kasih sayang yang besar bagi keutuhan keluarga akan menjadi modal utama dalam menyelesaikan masalah ini.
3. Menjaga Martabat Pasangan Maupun Orang Tua Masing-masing
Di sinilah ujian terumit akan diuji. Kesabaran dan ketenangan dibutuhkan dalam proses menuju pernikahan. Tidak hanya satu atau dua masalah yang berkaitan dengan pasangan maupun orang tua, karena memang begitu banyaknya masalah yang sangat kompleks. Mulai dari gedung, catering, souvenir, undangan, urutan acara, among tamu, dan lain-lain yang semua itu membutuhkan kesabaran dalam menyelesaikannya. Selesaikan setiap permasalahan yang ada dengan kepala dingin, bicarakan dengan pasangan kita dan kepada orang tua agar semua berjalan dengan baik. Sedikit saja kita salah berkata maupun bertindak, bisa saja mencemarkan nama baik pasangan kita maupun orang tua. Martabat pasangan, orang tua, dan calon mertua kita harus menjadi prioritas dalam hal ini.
Begitu banyak hal yang sebenarnya bisa menjadi pembahasan dalam proses menuju pernikahan. Ketiga poin di atas hanya garis besar dari ujian yang ada, selebihnya tergantung dari kendala masing-masing pasangan. Tentu saja setiap pasangan memiliki cara sendiri dalam menangani masalahnya. Kunci utamanya adalah menjaga komunikasi yang baik, bersikap bijaksana, dan selalu mengambil hikmah dari setiap masalah yang ada.
Jangan jadikan bahasan kita kali ini sebagai momok menjelang pernikahan, karena tujuan dari pembahasan ini agar kita siap menghadapi realita yang pasti akan terjadi nanti. Apapun yang terjadi ingatlah tujuan dari pernikahan yang suci, yakni untuk melaksanakan syari'at agama. Dan akhirnya hanya doa yang bisa menjadi senjata agar proses menuju pernikahan diberi kelancaran atas ridho dari-Nya. Aamiin..