Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pariban!!! I Love You...

28 Agustus 2011   14:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 1661 1
Sebelumnya, jika ada yang masih belum mengerti arti dari pariban. Silahkan klik pengertiannya di sini.

***

"Besok si Sondang mau datang." Kata Mamak pada Togi di suatu sore di ruang makan. Togi yang sedang makan tiba-tiba terbatuk-batuk dan segera menenggak air putih. Mamak kebingungan lihat Togi.

"Mak, datang dia? Si jelek-jelek itu? Ah, benci kali pun aku." Kata Togi kesal.

"Heh! Jelek kau bilang? Udah cantil di sekarang. Paribanmu sendiri kau caci." Mamak menjewer telinga Togi dengan kencang.

"Hadooh... Cantik apa pulak Mak? Waktu kecil bentuk dia itu udah kayak bukan manusia. Ah, takut aku." Kata Togi.

"Kau menghina dia! Sama aja kau menghina Mamakmu." Mamak terlihat berapi-api membela Sondang.

"Iya... Iya... Boru Pardede khan? Togi nanti kalo udah mau kawin pilih boru Pardede yah?" Kata Togi menirukan omongan Mamaknya yang sudah sering didengarnya. Mamaknya hanya bisa menggeleng kepala melihat kelakuan anaknya yang satu ini.

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah diikuti suara seseorang memanggil-manggil. Mamak mengisyaratkan agar Togi pergi membuka pintu. Dengan malas Togi berjalan menuju ruang tamu. Sebelum membukakan pintu, Togi mengintip dulu siapa yang ada di luar melalui kaca jendela. Dan...

"Aiiihh... Cantiknya!" Pekik Togi tertahankan kemudian dengan semangat dia membukakan pintu. Dan menyambut si tamu dengan ramah.

"Hai... Siapa?"

"Kamu Togi?" Kata wanita itu dengan sinis. Sambil memberikan sebuah tas besar yang ada ditangannya.

"Iya... Lho? Kok tasnya dikasih sama aku?" Togi keheranan. Tapi si wanita itu masuk saja ke dalam rumah sambil memanggil-manggil.

"Bou! Bou! Bou!" Panggilnya sambil berjalan lebih ke dalam rumah. Togi mengikuti perempuan itu tapi tasnya ditinggalkan.

Tiba-tiba, Mamak keluar dari ruang tengah dan melihat perempuan itu segera dia memeluk dan menciumi wanita itu.

"Sondang. Rindu Bou samamu, nak. Kenapa datangnya sekarang? bukannya besok?" Kata Mamak gemas. Togi yang mengikuti pun menjadi keheranan sekaligus wajahnya memerah.

"Sondang juga rindu kali, Bou. Iya, sekarang datangnya karna kalo besok bakalan rame. Khan hari libur. Oia, Bou... Sondang capek mau langsung istirahat. Bisa Bou? Maklumlah naik Bus INTRA tadi capek kali. Mual lagi. Ueek..." Kata Sondang manja.

"Oh, kalo gitu pergilah tidur. Di kamar belakang yah." Kata Mamak sambil menunjukkan kamar belakang.

Saat Sondang mau berjalan menuju kamar belakang. Togi memanggil.

"Sondang..." Panggilnya.

"Huh." Sondang memasang wajah kesal. "Oia, Bou. Di dalam tas aku ada roti ganda. Oleh-oleh tadi kata Mamakku." Kata Sondang dan pergi berlalu.

"Beuh? Segitunya? Aku dicuekin... Hiks... Eh, Mak. Kok cantik kali dia yah? Kayak Agnes Monica." Kata Togi pada Mamaknya.

"Tadi kau bilang mukak dia kayak bukan manusia. Sekarang kau bilang mirip Agnes Monica. Rasakan! Liat dia tuh kayaknya ada dendam kesumat samamu dari masa kecil." Kata Mamak dan juga pergi berlalu.

***

Sebenarnya hari ini Togi ada kuliah. Tapi karena kedatangan tamu istimewa. Maka Togi berdiam diri di rumah. Lama dia menunggu Sondang dari dalam kamar. Namun tak kunjung tiba. Dia terpaksa pergi ke halaman belakang. Di bawah pohon mangga yang rindang dimainkannya salah satu lagu batak dengan gitarnya.

"Aduh, bising kali lajang satu ini." Omel Sondang tiba-tiba dengan wajah kesal dan masih mengantuk. Dia keluar dari arah pintu dapur dan pergi duduk di dekat Togi.

"Akhirnya, suaraku yang indah membangunkanmu. Pariban!" Kata Togi sok kompak.

"Siapa paribanmu?" Tanya Sondang sambil mengucek-ucek mata.

"Ya, Sondanglah." Togi sambil menunjukkan gigi rapihnya dan kemudian tangannya ditopangkan ke pundak Sondang. Sondang segera menepis.

"Kau bilang dulu tak mau menganggap aku Pariban karna aku jelek." Omel Sondang.

"Mana ada... Aih, tak mungkin aku sekejam itu. Doh, cantik nian si Sondang ini. Bibirnya merah."

"Kau bilang dulu bibirku warna biru. Kau ejek malah di depan teman-temanku sampek aku malu."

"Mana ada. Itu khan aku becanda..." Togi membela diri. "Tuh, kulitnya putih bersih." Puji Togi lagi.

"Putih bersih yah? Kau bilang dulu kulitku kayak putihnya kulit babi." Kata Sondang polos. "Pariban gombal!!!"

"Mana ada..."

"Hallah.. Mulai dari tadi mana ada terus yg kau bilangi." Sondang menjitak kepala Togi. "Dasarlah kau! Mentang-mentang udah cantik aku sekarang kau puji-pujilah. Dulu kau musuhi aku."

"Maaflah, ibaaannn...." Togi meringis.

"Aih, dasar penjilat." Sondang pergi ke dalam rumah meninggalkan Togi sendiri.

***

Tak patah arang. Togi yang ternyata langsung jatuh cinta sama Pariban + teman semasa kecil. Akhirnya Togi mengajak Sondang jalan-jalan keliling kota Medan. Tapi jawaban Sondang...

"Ah, gak mau..."

"Ah, aku gak suka jalan-jalan..."

"Ah, lagi gak enak badan..."

Dan jawaban terakhirnya adalah...

"Aku gak mau jalan-jalan sama pariban jelek kayak kamu..."

Aduh, hampir saja Togi putus asa dan mengakhiri nafasnya di sebuah tali kolor (Hoho... Lebai). Saat pergi kuliah disempatkannya mampir membeli makanan untuk paribannya.

"Iban, aku bawa kue nich." Panggil Togi di depan pintu kamar Sondang. Sondang membuka pintu kamar.

"Enakan mana dari roti ganda?" Tanya Sondang langsung.

"Enakan ini." Kata Togi. Langsung bungkusan itu ditarik Sondang dan pintu pun tertutup. Togi hanya mengelus dada, dia maklum dulu yang tertindas adalah Sondang dan sekarang harus gantian dirinya sendiri yang tertindas.

***

Suatu malam, Mamak dan Bapak Togi mengajak Togi dan Sondang untuk berkumpul di ruang tamu. Togi dan SOndang pun mengikut saja.

"Aduh, Sondang seandainya kau jadi menantuku." Kata Bapak.

"Lha... Khan memang bakal jadi menantu bapak nanti." Sela Togi.

"Sondang mau, Amangboru. Cuman masak Sondang menikah sama Togi si pemalas ini? Kuliahnya sampe sekarang belum kelar-kelar. Sementara aku, jangankan S1. S2 aja aku udah lewati. Padahal dia... Aduh... Umurnya berapa cobaa..." Sondang menghitung jemari lentiknya. "Euy... 28.... Hhhhh...." Kata Sondang dengan hati yang mangkel.

"Aduh, Sondang. Jangan mendramatisir keadaan. Aku janji bakal kuliah baik-baik dan dapat kerja langsung ngajak kamu nikah." Bujuk Togi.

"Gak segampang itu. Sinamot-nya mahal lho. 100 juta..." Kata Sondang.

"Oke... Aku terima. Tunggu bentar lagi aku jadi pegawai kantoran. Kalo boleh boss-nya." Janji Togi berapi-api.

Mamak dan Bapak Togi hanya senyum-senyum. Sebenarnya mau ngomong berempat eh malah ngomong berdua aja. Mereka dicuekin.

***

Besoknya, Togi bangun namun kesiangan. Dengan malasnya dia mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Saat menuju kamar mandi dia melihat pintu kamar Sondang terbuka. Dan di dalamnya kosong segera Togi mendatangi Mamaknya di dapur.

"Mak'e... Mana iban Sondang?" Tanya Togi seperti kebakaran jenggot.

"Pulang..."

"Pulang kemana?"

"Ke Siantarlah."

"Apa???" "Kok Mamak gak bangunin aku?"

"Justru si SOndang nyuruh Mamak untuk gak bangunin kau. Pergilah. Mungkin dia juga masih di Amplas"

"Ah...." Togi segera berlari dan sebelumnya mengambil kunci kereta (sepeda motor) di atas kulkas. Mamak memandangnya senyam-senyum dan yakin bentar lagi Togi akan balik lagi. Dan ternyata benar.

"Mak... Kereta kita kenapa Mak?"

"Pergi ke SPBU. Tanya kenapa sama mereka. Hahahaaha..." Mamak ketawa-ketawa.

"Ah, si Mamak gak liat orang lagi buru-buru..." Akhirnya Togi berlari keluar rumah mengejar cintanya sebelum naik bus.

***

Singkat cerita Togi sudah sampai di Amplas. Dicarinya Sondang dimana pun berada. Terkadang dia naik ke dalam bus-bus INTRA yang ada namun tak ada ditemuinya. Akhirnya Togi kelelahan dan dia terduduk di salah satu kedai.

Sebenarnya, jarak Medan-Pematangsiantar tak jauh cukup 3-4 jam saja bisa ditempuh. Sewaktu-waktu pasti Togi bisa bertandang ke sana. Namun, ada yang kurang rasanya jika Sondang pulang tanpa permisi. Sedih hatinya. Tiba-tiba...

"Hooiiii!!!" Pekik seseorang dari belakang dan memukul pundak Togi.

"Adoooh...." Togi memandangi orang itu. "Sondang...?"

Sondang membiarkan Togi kebingungan sendiri. Lalu dia mengangkat Tas-nya. Togi mengikuti Sondang.

"Darimana?"

"Toilet."

"Mau kemana?"

"Ya, sekarang mau pulang."

"Oh..." Kata Togi seperti orang bego.

Sondang menuju salah satu bus INTRA dan segera menaikinya. Diikuti oleh Togi...

"Ih, ngapain?"

"Ada yang mau aku bilang." Katanya.

"Apa?" Sondang duduk didekat Oppung-Oppung(Nenek-nenek).

"I love you..."

"Beuh, udah kumat kau yah?" Wajah Sondang memerah.

"I love you lah pokoknya." Kata Togi gemas. "Kita akan menikah suatu saat. Janji aku bakal ngumpulin sinamot 100 juta itu."

Sondang hanya tertunduk malu apalagi Oppung yang disampingnya memandangi mereka dengan wajah lucu dan bibir menganga (wkwkwkwkwkwk)

"Oppung, cocok kami khan?" Tanya Togi.

"APa???" Si Oppung tidak dengar.

"Udah pergilah. Bus-nya mau jalan." Usir Sondang.

"Gak mau... Harus bilang iya dulu baru aku pergi."

"Bilang apa?"

"Iya.... Gitu aja...."

"Iya..."

"Nah,... Oia, ini ada cincin" Togi mengeluarkan cincin emas dari kantongnya lalu memberikan begitu saja di tangan Sondang.

Tiba-tiba bus mulai berjalan dan Togi hampir terjatuh dari dirinya. Dia segera berlari keluar dari Bus. Sondang hanya tersenyum sendiri. Tak berapa lama kaca jendela Bus didekatnya terketuk dan bukan hanya dia yang melirik tetapi si Oppung juga. Ternyata yang mengetuk adalah Togi.

"Apa?" Kata Sondang dan si Oppung hampir bersamaan.

"Pariban.... I Love youuuuuu........" Pekiknya. Sondang memerah wajahnya. Tetapi si Oppung tadi marah-marah.

"Berisik kali kau!!!!"

***

Togi kembali ke rumah dengan hati lega. Tiba-tiba, dia langsung disambut si Mamak dengan memasanga wajah marah.

"Apa, mak?"

"Togi....!!!!!!!!!!!!!!!!! MANA CINCIN KAWINKUUUU!!!!!!!!!!!!!!"

****

The End.....
Kamus:

Sinamot : Uang beli untuk perempuan yang akan diberikan kepada orangtua si perempuan.

Amangboru : Suami dari Namboru/Bou.

Sekian................. ****************************

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun