Sejak anak lahir menjadi seorang bayi, anak telah mendapatkan bimbingan  dan pengasuhan yang maksimal dari orangtua dengan rasa telaten dan penuh kasih sayang. Bahkan bimbingan dari orangtua telah dilakukan sejak masa konsepsi, mdimana masa orangtua sedang merencanakan progam kehamilan janin, sampai masa kehamilan ketika bayii dalam perut ibu, orangtua telah merawat dan membimbing janin ketika masih salam kandungan sang ibu.
    Orang tua memiliki tanggung jawab  mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang dapat  menghantarkan anak untuk siap dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat, manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki  manusia (individu) tersebut, sekalipun memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.Â
    Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, membimbing ke arah dimana seseorang itu akan menjadi baik atau buruk.Â
   Â
    Artinya: Demi masa. Sungguh mereka dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan saling menasehati supaya mengikuti kesabaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran.(Al--Ashr ayat, 1-3).
    Proses pendidikan dan pengajaran agama  dapat dikatakan sebagai bimbingan dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad Saw., menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi. Kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu. Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat diistimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga 4 menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia disisi Allah SWT. Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor yang terintegrasi dalam sistem qalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah.
    Bimbingan orangtua berupa penerapan pola asuh, yaitu: Â
1. Pola asuh otoriter, yang mempunyai ciri tegas, suka menghukum, kurang aksih sayang, dan kurang simpati. Orangtua memaksa anak-anaknya untuk patuh terhadap nilai-nilai orangtua dan membentuk tingkah laku anak sesuai dengan pola tingkah laku orangtua, cenderung mengekang keinginan anak. Orangtua tidak mendorong anak mandiri, hak anak dibatasi dan telah diserahi tangggung jawab yang telalu membebani anak sehingga anak merasa tidak nyaman dan terbebani.
2. Model pola asuh demokratis, pola asuh ini bersifat hangat dan dekat dengan anak, menyebutkan standart yang sudah jelas nak-anaknya, menerapkan dan mengkomunikasikan aturan yang ketat dan jelas, orangtua tidak menyukai anaknya nakal, tidak segan menerapkan hukuman fisik dalam batas tertentu secara konsisten. Model ini dapat membentuk perilaku anak yang energik dan memiliki sifat mandiri, ceria, ramah, mampu mengendalikan diri, dan mudah bekerjasama dengan orang lain.
3. Pola asuh permisif, cenderung memberikan kebebasan kepada anak, misalnya, terlalu memanjakan anak secara berlebihan, apapun yang diminta anak selalu dituruti, anak dibiarkan semaunya sendiri dan orangtua tidak banyak mengatur anak. Menurut Spok (1982) Orangtua permisif ini memberikan anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah dalam mendisiplinkan anak. Pola asuh ini dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi anak, anak akan menjadi agresif, mempunyai kepribadian kacau, selalu curiga dengan orang lain, sulit diajak bekerja sama dengan oranglain.,, tidak memiliki rasa simpati dan selalu diselimuti dengan rasa ketidakpuasan dalam hal apapun.
Semoga bermanfaat !