Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

[PARADOKS] Kisah Burung Bersayap Satu

24 April 2011   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:27 979 22

Minggu pagi, sehabis mandi dan memakai baju yang rapih, Abib berlari mendekatiku yang sedang minum teh di beranda. Sambil tersenyum, aku menjulurkan kedua pahaku. Abib nyaman menaruh pantatnya dalam pangkuanku. Seperti minggu pagi sebelumnya, Abib menagih janji.

“Ayah, hari ini Ayah akan bercerita buat Abib, kan?”

“Mmmh…iya..Ayah akan bercerita buat Abib. Abib mau diceritakan apa?”

“Cerita hewan”

“Mmmm…baiklah. Sekarang Abib duduk manis di pangkuan ayah dan dengarkan cerita ayah tentang burung bersayap satu.”

***

Alkisah, di sebuah hutan hiduplah dua ekor burung bersaudara, yang tertua bernama Duru dan yang lebih kecil bernama Dara. Mereka senang sekali terbang tinggi saat matahari baru muncul dari balik gunung. Kadang mereka berkejaran di langit, atau saling memamerkan gaya terbang mereka. Duru dan Dara begitu senang bermain bersama angin yang membantu kepak sayap mereka. Tapi, semua itu tidak mampu lagi dilakukan oleh Dara saat ini. Sebab, sayap yang bisa digunakannya hanya satu.

Minggu pagi yang cerah, Dara  hanya bisa menatap kosong melihat ke langit. Di atas sana kakaknya, Duru, asyik meliuk-liuk membelah angin. Terbang dengan kecepatan tinggi memamerkan aneka gaya. Nampak Duru, membentangkan kedua sayapnya yang gagah, lalu tiba-tiba menukik tajam ke bawah. Badannya yang tadi terlihat kecil kini nampak besar saat ia hinggap ke dahan pohon dengan sekejap. Setelah itu, Duru terbang lagi, mengepakkan kedua sayapnya, mengarungi udara, dan hanya dalam hitungan detik, tubuhnya sudah kembali mengecil  berputar-putar  di atas awan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun