Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen | Namamu Elan, Nak...

1 Juni 2018   06:56 Diperbarui: 25 Juni 2020   22:42 707 2
Sudah jam 11 malam dan hanya lampu di rumah Anwar yang masih saja menyala. Suara kucing-kucing kampung yang tadinya sesekali terdengar ganas karena saling berebut makanan, kini lenyap diredam oleh suara perempuan yang cukup keras. "Yang kita butuh itu duit Bang, buat makan, buat biaya bersalin, buat beli kelambu sama keperluan lain. Bukan buah pikiran yang cuma jadi tumpukan kertas, bikin rumah makin sempit. Kurang cukup kamu melihat aku terlantar satu tahun gara-gara tulisanmu itu, apa kamu mau terlantarkan aku lagi?", ucap Lastri sambil memegangi perutnya yang sudah sangat membesar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun