R.I.P ; KETIKA KEBENARAN SEKARAT LALU MATI
Ada orang yang filosofi-cara pandang-mindset nya tidak suka dan tidak menerima adanya hal yang bersifat pasti,mutlak,hakiki,teratur,deterministik (prinsip-konstruksi kebenaran agama wahyu),Ia lebih suka pada cara berpikir yang orientasi pada ketakpastian, absurdisme,relativisme,skeptisisme.Lebih suka memposisikan diri sebagai skeptis atau agnostik ketimbang berupaya memahami kebenaran dengan cara berpikir akal budi yang sistematis
Dalam filsafat ia lebih condong pada filsafat kontemporer yang lebih mengedepankan kebebasan ketimbang pada kebenaran struktural-terstruktur ala rasionalisme,Atau prinsip menafsir secara bebas tanpa terikat kepada teks dengan makna baku-hermeneutika,Idolanya model Derrida,Nietszhe,Foucoult
Tapi anehnya,ketika tubuhnya merasa sakit ia buru buru ke dokter menanyakan masalahnya, Sambil dipenuhi kecemasan karena takut ada mekanisme biologis yang terganggu dalam tubuhnya
Itulah manusia kadang antara filosofi-cara pandang-cara berpikir dengan realitas dalam kehidupannya tidak klop.Padahal tubuhnya sendiri dipenuhi kepastian-kemutlakan-hal yang permanen-deterministik,Sehingga ketika hal deterministik yang menjadi mekanisme biologis tubuh itu bermasalah ia lari ke dokter.Bayangkan kalau mekanisme biologis tubuh kita tidak beraturan.Dan ilmu kedokteran itu berdiri diatas obyek fisik yang bersifat tetap
Dan pada prinsipnya ilmu pengetahuan berdiri diatas hal yang bersifat tetap,pasti, mutlak,deterministik,karena kalau berubah ubah tanpa kepastian-chaotik, probabilistik, bagaimana suatu postulat,rumusan, hukum,metode dalam dunia ilmu pengetahuan dapat ditetapkan ?
Contoh hukum fisika yang menjadi landasan dari berkembangnya ilmu teknologi maka disana ada hal yang bersifat tetap,baku,pasti,mutlak, hakiki,teratur,deterministik.Sekarang bayangkan kalau hukum fisika berubah ubah misal apakah dapat diterapkan menjadi teknologi yang bersifat baku ?
Bayangkan pula kalau hukum alam serta mekanisme alami berubah ubah secara radikal dan kita tak bisa menentukan bahwa esok matahari akan terbit dari timur seperti biasanya lalu prinsip kalender tidak berlaku,Akan ada kekacauan masssive dalam peradaban umat manusia.Peradaban dapat berjalan itu karena kehidupan di setting oleh mekanisme alami yang deterministik-tidak chaotik
Bayang kan kalau sifat api,air,logam berubah ubah secara radikal sehingga segala suatu fasilitas kehidupan manusia menjadi serba tak bisa dipastikan.Kita tak bisa lagi misal memasak karena sifat api telah berubah dan kita akan takut naik kapal karena sifat logam tiba tiba bisa  jadi mencair !
Demikian pula karakter KEBENARAN dalam agama wahyu.Tuhan mengarahkan manusia pada pemahaman akan adanya  kebenaran yang bersifat mutlak,pasti, baku,permanen atau "hakiki" yang tidak bisa di rubah oleh manusia dengan cara bagaimanapun,Tidak relatif,Tidak berubah oleh hadirnya beragam filsafat manusia, Tidak juga oleh berkembangnya sains
Sebagian orang menganggap kebenaran agama "tidak dinamis" seperti sebagaimana perkembangan filsafat serta sains,Tapi kalau landasan agama adalah sesuatu yang bisa dirubah ubah oleh manusia,berubah ubah oleh situasi dan kondisi zaman atau oleh perkembangan ilmu maka agama tidak akan bisa jadi pedoman hidup.Jadi pedoman hidup itu idealnya pada sesuatu yang bersifat tetap,baku,permanen alas "hakiki",Yang berubah ubah tanpa ada kepastian dan ketetapan bagaimana bisa dijadikan pedoman hidup hakiki ?
Para filsuf klasik masih memiliki karakter mencari cari formula-system metafisika untuk merumuskan bentuk kebenaran seperti itu-bentuk kebenaran yang konstruktif-sesuai fitrah akal yang karakter cara berpikirnya sistematis- terstruktur- tidak kacau,Maka karakter logosentris (oroentasi pada pemahaman akal) sesuai untuk itu.Tapi para filsuf kontemporer menggoyangnya dan lahirlah filsafat yang lebih orientasi pada kebebasan menafsir ketimbang mencari kebenaran terstruktur ala rasionalism dimana akal menjadi pemain utamanya
Di era post mo kebenaran seperti makhluk hidup yang tengah sekarat,Karena kedudukan sentralnya sebagai pemilik otoritas akal terus digoyang goyang oleh pemikiran pemikiran baru yang tidak orkentasi pada karakter logosentris, Â Dan di era post truth kebenaran (model agama wahyu- logosentrisme-rasionalisme) itu nampaknya sudah mati
Karena di era post truth orang seperti tak lagi mempersoalkan persoalan mendalam seperti "kebenaran hakiki" dengan model cara berpikir yang logosentris,alias sudah dianggap konsep kuno,Di saat itu yang lebih menyita perhatian orang adalah hal hal yang tengah viral,opini opini yang berseliweran di media.Orang orang seperti tak lagi tertarik bicara atau menulis soal "kebenaran," karena itu dianggap ranah pribadi-privat-hal subyektif bahkan SARA
Dan bila kita renungi sungguh ironis bahwa sejarah perjalanan kebenaran di wilayah "barat" adalah perjalanan kebenaran menuju kematiannya (?)
Tapi kenyataannya memang demikian adanya,perjalanan filsafat sejak era klasik hingga era milenial saat ini seperti seorang yang asalnya ada di dasar laut nan dalam lalu makin lama makin berjalan menuju ke permukaan,Dan akhirnya setelah ada di permukaan ia lupa jalan kembalinya ke tempat asalnya di kedalaman karena jalan kembalinya telah ditutup
Itulah tak dapat dipungkiri bahwa perjalanan filsafat di dunia "barat" makin lama makin berjalan menuju cara pandang empiristik,positivistik,materialistik,Itu dimulai misal ketika John locke-David hume dan para pemikir aliran empirisme memproklamirkan system filsafatnya, Kemudian Kant membelah filsafat pada dualisme fenomena- noumena,Kemudian para filsuf aliran Wina seolah menegaskan harus kemana filsafat barat berlabuh,Dan Auguste comte memberi bingkai penyempurna-sentuhan akhir bagi filsafat barat yang menegaskan hegemoni sains sebagai konsep ilmu materi yang sudah resmi berpisah dengan metafisika
Kondisi demikian itu memberi jalan bagi filsafat materialisme maupun materialisme ilmiah untuk bangkit kembali dalam peradaban dan seolah kini memiliki legitimasi baru dalam sains
Dan di sisi lain metafisika yang makin ditinggalkan telah dinyatakan "mati" oleh sebagian orang termasuk oleh pernyataan Hawking (pernyataannya ; "filsafat telah mati").Dan hadirnya gagasan "post truth" adalah hanya salah satu muara-akibat dari beragam kondisi ysng saya gambarkan tadi,Itu terjadi ketika konstruksi yang menopang kebenaran (argument akali-logosentrisme) sudah digoyang goyang oleh para pemikir post mo dan seperti runtuh sama sekali di era post truth
.........
Artikel ke 2
MENGAPA KEJAHATAN SELALU ADA ?
Kejahatan selalu ada di setiap zaman diantaranya karena dalam diri manusia ada unsur nafsu.
Bagaimana sains,filsafat serta agama menyikapi persoalan kejahatan ?
Sains biasanya dilibatkan untuk investigasi kasus kejahatan.Sedang filsafat serta agama menjelaskan latar belakang metafisis adanya kejahatan.Dan agama menyikapi secara lebih konstruktif dengan mengkonsep ajaran pengendalian nafsu dan konsep penghukuman
Demikian pula bagaimana upaya kita dalam mencegah atau mengurangi tindak kejahatan juga mesti melibatkan banyak aspek baik empiris maupun metafisis
Apa itu nafsu ?
Ini seperti bagaimana kita menjelaskan apa itu akal,itu bersangkutan dengan apa yang kita fahami sebagai "jiwa".Nafsu bukan terletak pada otak fisik atau hormon tapi pada jiwa,ia bukan suatu yang berbentuk materi tapi abstrak
Nurani,akal serta nafsu adalah 3 unsur yang melekat dalam jiwa manusia dan menjadi OS atau operation system yang mengendali jiwa
Ketiganya memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain.Dan dalam tiap perilaku manusia kita dapat melihat gambaran karakter dari ketiga unsur jiwa tsb.Kadang perilaku seseorang cerminan dari akal budi atau nurani nya tapi kadang cerminan hawa nafsu nya
Nurani memiliki karakter selalu condong pada kebaikan,bisa disebut karakter Ilahiah yang melekat dalam jiwa,Akal memiliki karakter dapat berpikir secara tertata-sistematis,Dan nafsu selalu orientasi pada kenikmatan, kesenangan, kepuasan yang kadang menjerumuskan manusia kepada kerusakan serta kejahatan
Kitab suci al qur an khususnya sangat gamblang ketika bicara soal akal serta nafsu utamanya.
Terus mengapa neurosains tidak membicarakan ketiganya dengan penjelasan konstruktif ?
Karena fokus neurosains adalah mencoba menjelaskan alam pikiran manusia berdasar fungsi system sarafnya.Mungkin dianggap unsur saraflah yang menjadi operator utama gerak pikiran serta perilaku manusia
Manusia memang memperoleh input-data via inderawinya,memiliki data-memori hasil pengalaman baik yang bersifat pribadi maupun dari lingkungan atau dari indoktrinasi-pendidikan.Tapi bagaimana semua itu di olah serta mempengaruhi perilaku maka OS jiwa itu tadi yang akan lebih menentukan
Contoh ; Betapapun seseorang ada di suatu lingkungan tapi bila misal suasana lingkungan tersebut tidak sesuai nurani nya maka lingkungan tersebut tidak akan berpengaruh banyak pada kepribadiannya. Orang yang punya nurani kuat biasanya tidak mudah larut dengan atau terbawa oleh hal yang sifatnya negative
Kemudian betapapun massive nya suatu indoktrinasi termasuk melalui pendidikan tapi bila seseorang memiliki karakter akal yang kuat maka ia akan bersikap kritis-memilih dan memilah milah  apapun yang di doktrinkan kepadanya,Banyak yang ujungnya mengkritisi atau bahkan menolak doktrin doktrin tertentu karena selain nuraninya tidak menerima juga akal pikirannya kritis
Kemudian betapapun kuatnya pengaruh pendidikan bahkan agama tapi bila nafsu tengah menguasai diri maka dapat terjadi misal hal yang sifatnya kriminal,Karena nafsu itu ibarat api yang bisa mengalahkan semuanya termasuk pertimbangan akal.Ketika nafsu menguasai diri maka pertimbangan benar-salah,baik-buruk seperti tidak lagi berjalan
Jadi menjelaskan perilaku manusia melalui atau dengan menyertakan penjelasan dari 3 karakter unsur jiwa ini nampak konstruktif dan sesuai kenyataan.Lain bila menjelaskan karakter-perilaku manusia via neurosains maka yang dihadirkan biasanya hanya penjelasan penjelasan teoritis yang belum tentu sesuai kenyataannya
Materialist saat ini tidak terima penjelasan manusia dengan memakai konstruksi 3 unsur jiwa karena dianggapnya sudah "kuno" dan tidak sejalan dengan perkembangan neurosains.Mereka ingin penjelasan manusia yang memakai istilah istilah baru yang dipandangnya saintifik- sesuai perkembangan kekinian
Sebenarnya andai-bila banyak hadir istilah istilah baru apakah itu dalam ilmu psikologi maupun neurosains tapi HAKIKAT MANUSIA TETAP TIDAK AKAN BERUBAH ! (Dengan memakai model penjelasan seperti apapun)
Sampai saat ini walau sains atau neurosains telah berkembang pesat tapi kebaikan maupun kejahatan tetap ada sama seperti ribuan tahun lalu.Walaupun sains maupun neurosain atau ilmu biologi atau ilmu kedokteran berkembang pesat tapi karakter akal budi tetaplah baku-tetap-permanen tanpa perubahan.Karakter manusia yang memiliki akal budi yang kuat tetap selalu mencari cari kebenaran