Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Apakah Akal Independent dari Otak?

31 Oktober 2024   03:47 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:34 39 0

APAKAH AKAL INDEPENDENT DARI OTAK  

Ada orang yang berkata "pikiran tak akan bisa independen dari otak" ..Terus yang lebih ektrim berkata ; "bisa apa pikiran tanpa otak ?" .."coba otak di bius bisa tidak berpikir?" .. katanya

Sebenarnya,persoalan utama bukan mana yang paling berperan dalam berpikir tapi apa fungsi dari tiap elemen dalam diri manusia sehingga manusia bisa berpikir. Atau apa saja element pendukung sehingga manusia menjadi memiliki jiwa dan dapat berpikir. Karena infrastruktur yang membuat manusia berpikir itu bukan hanya otak fisik dengan system sarafnya tapi juga beragam element serta hal hal non fisik seperti pikiran,akal,emosi, nurani,hasrat,niat hati dlsb.

Salah kalau dalam soal berpikir selalu ingin membuat teori tunggal tentang otak fisik dengan jaringan saraf nya seolah tak ada peran unsur lain yang berbeda-yang bukan materi

Ibarat operasional komputer,untuk bisa beroperasi itu perlu peran banyak element ; ada energi listrik,ada hardware,ada software,ada pengguna komputer yang mengendalikan,ada data data yang dimainkan

Nah demikian pula dengan manusia,Untuk bisa eksist menjadi makhluk yang hidup dan berpikir maka infrastruktur pendukungnya beragam ; Ada roh sebagai energi dasar yang menghidupkan unsur fisik,ini seperti peran energi dibalik materi alam (materi alam tak bisa eksist sendirian tanpa energi).Dalam realitas yang namanya materi tak pernah bisa eksist sendirian !

Kemudian ada infrastruktur fisik termasuk system saraf,terus ada infrastruktur jiwa seperti nurani,akal,nafsu

Jadi salah kalau yang membuat manusia bisa hidup,bergerak,berpikir, berkeyakinan,memiliki filosofi cara pandang,memiliki prinsip-idealisme itu hanya unsur material,Ini = delusi ilmiah kelas berat yang tak banyak disadari tapi oleh materialist saat ini berupaya diangkat jadi world view tentang manusia,Seolah seluruh rahasia manusia ada dalam system sarafnya.Mereka sedang utak atik benda fisik ini (otak) dan neurosains akan mereka jadikan "penjelasan tunggal tentang manusia" menggantikan ilmu psikologi dan penjelasan klasik tentang manusia termasuk yang bersandar pada filsafat klasik serta kitab suci

...............

Memang jiwa-pikiran tak bisa hadir tanpa infrastruktur fisik seperti halnya software perlu hardware agar tampil di layar monitor,Tapi karakter pikiran itu yang independen dari otak fisik-system saraf.Ini ibarat software yang dikendali oleh pengguna komputer dan bukan oleh hardware.Apa yang akan tampil di layar monitor itu bukan hardware yang menentukan,inilah indenpendensi sang pengguna komputer dengan software yang dimainkannya,ia memiliki kebebasan tersendiri yang tidak terikat mekanisme hardware

Karena pikiran memiliki sifat indenpendent dari system saraf itulah maka isi pikiran dan bentuk pemikiran manusia bisa bermacam ragam walau mekanisme system saraf manusia itu sama.Walau system saraf semua manusia sama tapi pikiran manusia bisa bergerak bebas melampaui system sarafnya,Maka dengan pikirannya ada yang jadi teis,ateis, moderat,konservatif,beragama A-B-C dlsb,menjadi seniman,politikus,ahli hukum dlsb.

Artinya,yang menggerakkan kemana arah pikiran bergerak itu bukan system saraf tapi hasrat kehendak individu tiap orang yang adalah tidak sama.Fungsi system saraf ibarat hardware dalam komputer yang tidak mengarahkan atau mengendalikan tapi memfasilitasi software supaya sang pengguna bisa mengoperasikan apa yang ia mau

........

Analogi lain indenpendensi pikiran ;

Jalannya kendaraan dalam system lalulintas itu di topang oleh jalan,tak bisa mobil berjalan kecuali ada jalan.Tapi apakah mobil dikendali oleh jalan ? Ya tidak ..Mobil dikendali sopir dan otonom dari jalan.Kemana arah mobil bergerak ia otonom dari jalan

Demikian pula akal-pikiran yang dikendali oleh niat-hasrat dan kehendak individu yang berbeda beda itu otonom dari system saraf yang ibarat ruas ruas jalan tempat mobil berlalu lintas.Maka pikiran dalam system saraf pun seperti itu,Ia tidak dikendali system saraf tapi dikendali oleh unsur ruhaniah seperti hasrat niat kehendak akal budi

Jadi fungsi system saraf adalah memfasilitasi jiwa dimana didalamnya ada akal-pikiran supaya bisa eksist-hadir di dunia sadar biologis.Maka tanpa sistem saraf maka pikiran tidak akan bisa eksist di dunia sadar biologis

Misal ketika orang di bius atau pingsan maka itu ibarat jalan rusak atau di blokir maka mobil tak bisa lewat.Tapi bukan berarti mobil di kendali oleh jalan bukan ?

Berhentinya pikiran berpikir karena saraf di bius bukan berarti pikiran dikendali otak tapi jalan bagi pikiran menuju sadar biologis sedang di blokir

Kendaraan saja kalau jalannya kena goncangan gempa maka jalannya akan terganggu,jalannya di blokir kendaraan tak bisa jalan.Demikian pula dengan saraf yang merupakan jalan bagi jiwa menuju hadir di dunia sadar biologis bila ia dibius atau terganggu secara fisik

......................

Artikel ke 2

APA BEDA OTAK-SARAF DENGAN AKAL ?

Secara definisi tentu sudah beda,otak adalah wujud fisik berupa daging terbuat dari sel-molekul-atom, dengan konon milyaran sel saraf.Sedang akal budi adalah unsur ruhaniah yang bukan wujud fisik-tidak terbuat dari sel-molekul-atom. Ini sama dengan pikiran.

Jadi yang satu adalah benda terbuat dari unsur materi dan satu unsur ruhaniah yang bukan terbuat dari materi.Karena substansi bahannya berbeda maka karakter sampai fungsi nya pun berbeda.Kalau pake analogi komputer satu sebagai hardware dan satu sebagai software.Walau secara substansi manusia tak sama persis dengan mesin komputer tapi analogi dengan memakai komputer mendekatkan kita membantu memahami struktur fisik-non fisik yang ada pada manusia termasuk fungsi keduanya

Kalau proses komputasi atau fungsi komputer tidak bisa hadir tanpa ada unsur software dibalik hardwarenya maka mengapa tidak berpikir bahwa fungsi berpikir,menilai,memiliki pandangan- filosofi sampai keyakinan itu tak cukup dengan memiliki otak fisik tapi harus ada sesuatu yang non fisik dibaliknya yang menggunakan sarana otak fisik untuk eksist

Jadi yang berpikir,yang menilai benar-salah,baik-buruk itu bukan otak fisik-bukan jaringan saraf tapi sesuatu dibaliknya yang non fisik yaitu pikiran-akal.Dengan kata lain fungsi fisik termasuk otak dalam struktur diri manusia itu sebenarnya untuk menghadirkan element non fisik berupa jiwa dimana didalamnya ada unsur akal

Karena dengan memiliki otak fisik saja tidak dijamin seseorang bakal berakal budi,memikirkan persoalan kebenaran,memikirkan persoalan benar-salah,baik-buruk.

Atau,apakah yang membuat manusia memikirkan persoalan benar-salah,baik buruk,mencari cari kebenaran,menjadi ber etika dan bermoral itu hanya karena memiliki infrastruktur saraf yang komplet atau karena memiliki akal budi ?

Kalau memiliki infrastruktur saraf yang komplet tidak menjamin manusia memikirkan persoalan benar-salah, baik-buruk,ber etika,bermoral lalu apa yang membuat manusia bisa memiliki semua itu ?

Karena para pelaku kriminal,psikopat, bahkan ODGJ dan orang gila sekalipun kalau diperiksa infrastruktur sarafnya bisa jadi tak ada sesuatupun yang kurang didalamnya alias masih komplit

Nah itu sebab dalam peradaban umat manusia kita mengenal konsep-istilah akal budi.Jadi yang membuat manusia bisa memikirkan persoalan benar-salah,baik-buruk,persoalan kebenaran,itu karena manusia dikaruniai akal budi yang adlah bukan infrastruktur fisik seperti jaringan saraf

Dan itu yang selalu dibicarakan oleh agama wahyu.Kitab suci selalu menekankan penggunaan akal budi bukan menekankan penggunaan jaringan saraf.Manusia diperintah untuk menggunakan akal budinya dan bukan diperintah untuk menggunakan jaringan saraf.Bahkan manusia bakal diadili itu karena ia diberi akal dan resikonya akan dimintai pertangungjawaban atas pemakaiannya.Karena akal budi bila dipakai secara optimal dapat membuat manusia faham persoalan kebenaran walau tidak secara keseluruhan

Tapi kenapa materialist menolak keberadaan non fisik dalam diri manusia termasuk akal sebagai unsur non fisik ? Itu karena dasar materialisme adalah pengakuan bahwa realitas hanya dibentuk oleh substansi materi dan tak ada substansi lain selain materi.

Maka resiko jadi materialist itu dalam segala suatu hal termasuk ketika bicara manusia mereka selalu berupaya mencari dasar serta sandaran kepada penjelasan yang bersifat fisik-material dengan menjadikan unsur materi seolah sebagai sebab dasar dari beragam fenomena yang terjadi pada manusia

Termasuk ketika bicara soal kebenaran,kebaikan,moralitas,hakekat kehidupan,kebahagiaan sejati dlsb maka materialist akanmenganggap itu semua sebagai eksistensi adanya unsur saraf dalam diri manusia bukan eksistensi adanya sesuatu yang non fisik seperti akal budi

Lalu bila manusia bisa bicara kebenaran, kebaikan maka materialist akan menganggap itu proses kinerja saraf otak

Jadi bila ada orang bebal-tak mau tahu persoalan kebenaran,kebaikan,tak ber etika apalagi ber moral maka mungkin tinggal bawa ke ahli saraf terbaik,lalu katakan kepadanya ; "dokter,ini orang bebal sekali,tidak ber etika,tidak peduli benar atau salah,baik atau buruk tolong dibetulkan bagian sarafnya yang bermasalah"

Mungkin sang dokter saraf yang akan terbengong bengong,..mungkin ia berpikir tengah berhadapan dengan orang setengah gila (?)



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun