Semua itu ada dalam dunia sains dan sama sama diberi label "teori". Pertanyaannya ; Apakah karakter semua teori tersebut sama ?
Apakah seluruh teori yang ada dalam sains bisa dikategori sama,serupa,satu karakter dengan misal bercermin pada satu teori tertentu semisal teori atom ?
Tentu saja berbeda !
Sains mengelaborasi obyek obyek yang berbeda-tidak sama,Ada obyek sulit dan ada obyek mudah, maka karakter teori teori dalam sains pun tidak sama.Keliru misal mereduksi seluruh teori yang ada dalam sains sebagai "sama karakternya" hanya karena ada teori sains yang obyeknya dapat diamati secara langsung,dapat di uji coba di lab,dapat di eksperiment secara berulang dst.
Karena di sisi lain ada teori teori sains yang obyeknya "sulit"-tak bisa diamati secara langsung obyek orisinil nya,tak bisa dibawa ke lab,tak bisa di uji coba dengan eksperiment dst.Maka terhadap bentuk teori yang obyeknya seperti ini unsur hipotesa-dugaan lebih banyak dilekatkan
Nah lalu ada yang menggeneralisir atau "main hantam kromo" terhadap semua yang bernama teori dalam sains sebagai "sudah diamati secara seksama,sudah di verifikasi,sudah melalui eksperiment berulang dst dst.Pertanyaannya ; TEORI APA DULU KABAYAN ?
Memangnya karakter semua teori dalam sains itu selalu seperti itu ? Bagaimana kalau sains berhadapan dengan obyek sulit yang fakta orisinil nya tidak bisa diamati ?
Kesuitan saya ketika bicara soal teori sains dengan orang orang tertentu adalah mereka ada yang cenderung main hantam kromo main sama rata seolah teori sains itu sama-satu karakter ..Padahal obyek yang dibicarakan sains itu beda beda.Karena obyeknya berbeda beda maka karakter penjelasan (teoritis)nya pun bisa atau dapat berbeda.
Sekarang bayangkan kalau misal sains mau ikut masuk menyelidiki obyek sulit semisal kasus kesurupan,kasus mati suri (NDE),atau dunia paranormal-dunia mistik-klenik dlsb., Nah apa teori yang kelak dihasilkan karakternya bakal sama misal dengan teori atom ? Ya tidaklah.Penjelasan teoritis hal mistis walau masuk bahasan sains tetep akan berbeda karakternya dengan misal penjelasan obyek material semacam atom
Jadi ketika kita bicara teori sains itu biasakan bedakan dulu karakteristiknya antara satu teori dengan teori lain.
Contoh lain adalah perbedaan karakter teori tentang atom dengan teori asal usul alam semesta atau teori asal usul makhluk.Itu bermula dari perbedaan obyeknya.Yang namanya teori atom itu dibangun melalui pengamatan langsung atas obyek asli.Mengamati atom dapat dilakukan langsung di lab.dapat di eksperiment secara langsung,dapat di uji berkali kali dan di verifikasi via pengamatan empiris,semua dilakukan secara langsung atas obyek asli nya
Lalu apakah karakter teori asal usul makhluk atau asal usul alam atau multiverse serupa dengan teori atom ? Ya tidaklah,karena obyek asli dari teori asal usul alam atau asal usul makhluk itu tidak diketahui dan tidak bisa diamati secara langsung apalagi dibawa ke lab untuk di eksperiment
Nah sekarang bicara teori evolusi asal usul makhluk atau asal usul alam apa bisa  ikut memakai cover penjelasan model teori teori atom ? Tentu saja tidak relevan
Jadi bicara teori dalam sains itu harus dilihat dulu APA OBYEK YANG DIBAHAS NYA ? Jangan hantam kromo semua teori sains seolah "telah verifikasi,telah diuji secara berulang,telah melalui eksperiment dlsb".Orang kan nanya bagaimana proses verifikasi,uji coba,eksperiment terhadap obyek yang tersembunyi atau obyek mistis atau obyek psikologis dan apakah  itu akan menghasilkan sesuatu yang pasti mutlak benar atau didalamnya masih mengandung unsur dugaan ?
..................
Kadang saya heran masih banyak orang yang sulit membedakan (atau tak mau membedakan ?) antara teori dengan fakta atau fakta dengan teori seolah antara keduanya tak ada gap dan artinya full selalu paralel.Teori selalu full dianggap paralel dengan fakta dan fakta selalu full dianggap paralel dengan teori SEHINGGA ketika unsur hipotesa-dugaan dimasukkan kedalam konsep teori mereka tak mau terima
Padahal kalau pake logika sederhana ; Kalau semua teori dalam sains paralel-relevan-sesuai dengan fakta (sesungguhnya-yang dibicarakan sebagai gagasan teoritis) maka mustahil ada teori yang keliru-difalsifikasi atau menimbulkan perdebatan dikalangan  saintis sendiri.Kalau teori selalu paralel dengan fakta sesungguhnya maka derajat teori artinya selalu benar dan mutlak selalu benar
Tapi adanya teori yang keliru,difalsifikasi atau ada banyak teori berbeda dan berlawanan yang bicara  obyek yang sama itu sudah menunjukkan bahwa yang namanya teori itu tidak selalu paralel dengan fakta sesungguhnya,Dan artinya unsur hipotesa-dugaan-upaya menduga dapat dimasukkan kedalamnya
Kalau semua variabel dari obyek yang  dibicarakan dapat diamati full secara empiris seperti manusia mengamati metamorfosis kupu kupu maka buat apa orang bikin konsep "teori" ? ...Gak ada itu teori metamorfosis kupu kupu atau teori pertumbuhan janin karena semua itu full dapat diamati secara empiris-tak ada masuk unsur hipotesa-dugaan didalamnya
Nah konsep teori dalam sains diantaranya dibuat untuk menjelaskan hal yang tak sepenuhnya dan seutuhnya dapat diamati secara empirik
Bigbang ...siapa dapat mengamati fakta peristiwa langsungnya secara empiris ... gak adaaa...Asal usul makhluk ..siapa dapat melihat fakta peristiwa langsungnya secara empiris ? .. gak ada
Maka orang-saintis mencari cara untuk menjelaskannya menurut pemahaman yang bisa mereka dapatkan yaitu dengan cara membuat konsep "teori".
Maka lahir beragam teori dalam sains dan itu bukan berarti itu adalah full penjelasan empiris atas fakta orisinilnya (seperti orang menjelaskan metamorfosis kupu kupu) tapi penjelasan teoritis yang berupaya menjelaskan obyek atau fenomena atau tema tertentu berdasar pemahaman yang diperoleh para saintis berdasar pengamatan atas obyek yang dipandang berhubungan atau berkaitan dengan tema teori
Tapi orang tertentu sulit membedakan antara "penjelasan empiris" dengan "penjelasan teoritis",padahal substansinya berbeda,satu cenderung lebih pasti benar nya karena obyek langsung teramati dan yang satu belum tentu benar karena didalamnya bisa masuk unsur dugaan-upaya membuat dugaan.Dan yang namanya dugaan tidak selalu pasti benar atau sesuai fakta sesungguhnya
Jadi konsep teori semisal big bang atau asal usul makhluk bukan dibuat berdasar pengamatan langsung atas obyek asli,karena obyek asli MUSTAHIL DIAMATI tapi pengamatan atas temuan atau "bukti tak langsung" yang dianggap berhubungan dengan tema yang di usung sebagai teori
Jadi yang orang lihat itu bukan obyek asli bigbang atau obyek asli asal usul makhluk tapi sesuatu yang orang-saintis hubungkan dengan gagasan yang mereka usung sebagai teori
Terkait unsur hipotesa-dugaan dalam teori bagaimana menempatkannya dalam konsep teori  (Misal karena ada yang tak terima kalau "teori sebatas hipotesa atau dugaan") ?
Ya boleh saja beranggapan bukan sekedar hipotesa atau dugaan tapi selama obyek asli tidak atau belum diketahui maka unsur hipotesa-dugaan tetap bisa atau boleh dilekatkan kedalam suatu konsep teori
........................
Sekarang saya bikin penggambaran terlebih dulu agar orang bisa faham hakekat teori dalam sains (ketika ia sudah bicara obyek obyek tertentu) ;
Ada teori A teori B teori C teori D yang masing masing bicara obyek atau tema yang sama misal sama sama bicara asal usul makhluk atau asal usul alam,tapi penjelasan semua teori tsb berbeda beda bahkan ada yang cenderung berlawanan. Pertanyaannya ; mungkinkah semua benar ? Mustahil bukan ? Logikanya hanya satu yang mungkin benar bila tidak semuanya salah
Nah dengan karakteristik seperti demikian apa tidak boleh kalau mengatakan bahwa dalam sebuah teori sebenarnya ada upaya manusia menyusun dugaan (dengan fakta fakta yang ditemukannya) ?
Lalu kapan sebuah teori dipastikan mutlak benar dan unsur dugaan tak bisa lagi dimasukkan kedalamnya ?
Yaitu ketika sudah terbukti secara empiris sesuai dengan fakta sesungguhnya. Selama fakta sesungguhnya belum atau tidak diketahui secara langsung secara empiris maka unsur hipotesa,dugaan, upaya membuat dugaan tetap dapat di lekatkan dalam suatu teori
Contoh ; Bila ada yang bisa kembali ke masa silam dan mengetahui secara persis bagaimana sesungguhnya awal kejadian alam semesta atau awal kejadian manusia serta seluruh makhluk yang ada maka ia akan bisa menilai mana teori yang bicara asal usul alam atau yang bicara asal usul makhluk yang benar atau misal malah terbukti semua teori tersebut keliru ?
Maka selama fakta orisinil tidak atau belum diketahui maka sah atau tidak salah kalau unsur dugaan atau upaya menyusun dugaan dimasukkan kedalam suatu teori