Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Mewaspadai Statement Akal Sakit

16 Agustus 2024   16:56 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:57 25 1




Disamping narasi narasi yang membenturkan agama dengan sains selalu ada narasi yang membenturkan agama dengan akal.Ini harus diluruskan mengingat akal adalah alat pikir yang sangat vital dalam upaya memahami konsep agama wahyu.Dalam kitab suci sangat jelas Tuhan menyuruh manusia menggunakan akal dan mengancam orang yang tidak mau menggunakan akal

Narasi yang membenturkan agama dengan akal ditengarai hanya "akal sakit" yaitu akal materialist yang jalannya melulu bergantung pada input inderawi.Ketika inderawinya tidak lagi memberi input untuk suatu persoalan maka mereka klaim persoalan tersebut sebagai "tidak masuk akal",artinya "tidak masuk akal materialist"

Maka manusia harus diberi penjelasan tentang apa itu akal dan harus sejauh mana wilayah operasionalnya,Apakah melulu harus ditaruh di wilayah ilmu fisik atau juga harus dibawa mengelola persoalan metafisika ?

Musuh agama sebenarnya adalah "akal sakit" dalam artian yang tidak bisa berpikir sistematis,kausalistik (mengikuti hukum sebab-akibat),mekanistik.(karakter cara berpikir akal yang natural-alami-sesuai fitrah adalah sistematis-terstruktur- tertata-konstruktif-tidak ngacak-tidak spekulatif-tidak probabilistik

Pencapaian akal dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir sistematik ada dalam konsep ilmu yang kita kenal sebagai ilmu logika.Ilmu logika bukan ilmu fisika-berbeda dengan sains yang prinsipnya empirisme. Ilmu logika mengekploitasi kemampuan akal dalam berpikir sistematik.Maka metafisika-ranah filsafat termasuk agama banyak mengadopsi metode ilmiah yang ada terdapat dalam ilmu logika

Dan akal sakit artinya yang jalan nya atau operasinya bergantung melulu pada input dunia inderawi.Ketika input inderawi off-buntu-tak bisa memberi informasi maka akal pun ikut berhenti berpikir

Akal yang bergantung mutlak pada otonomi dunia indera dan tidak memiliki otoritas sendiri maka kelak akan menjelma jadi akal sakit

Akal sakit sudah pasti tidak akan bisa beroperasi di ranah metafisika karena persoalan metafisika mesti di kelola oleh akal sehat alias akal yang memiliki otoritas-yang tidak bergantung mutlak pada input dunia indera atau akal yang operasionalnya masih sesuai fitrah alami nya-belum terkontaminasi misal ideologi materialism

Akal bisa terisolir dalam penjara ideologis tertentu yang tidak memberi akal ruang untuk menjelajah persoalan ilmu pengetahuan serta persoalan kebenaran secara lebih luas dan lebih jauh kecuali membuatnya berputar misal di seputar wilayah fisik

Akal materi atau akal saintifik atau akal yang berjalan dalam rel "logika dialektika material" yaitu akal yang digunakan manusia dalam dunia sains dalam mengelola dunia fisik-materi memang melahirkan peradaban teknologi mengagumkan tapi di sisi lain kalau tidak waspada bisa ber efek negatif yaitu kebergantungan akal pada input inderawi dan melahirkan faham materialism- positivism dalam artian negatif

Karena Tuhan memberi manusia akal itu bukan semata untuk mengelola dunia fisik-materi tapi juga hal hal non fisik-non materi yang biasa ada di ranah metafisika.Artinya akal itu harus digunakan untuk mengelola dunia fisika sekaligus metafisika.

Maka dalam peradaban ilmu pengetahuan manusia mengenal ilmu fisika dan ilmu metafisika.Walau materialist berupaya menanamkan faham seolah ilmu pengetahuan hanya tentang dunia fisika yang dapat diamati dan dibuktikan secara empiris (ini adalah prinsip sains atau konsep ilmu pengetahuan versi materialist yang tidak dipakai dalam dunia metafisika termasuk agama)

ADAKAH JEMBATAN BAGI AKAL UNTUK MENYEBERANG DARI DUNIA FISIKA KE DUNIA METAFISIKA ?

Nah kesulitan bagi beberapa orang yang sudah terbiasa bergumul dengan dunia fisika dan menggunakan akal sepenuhnya untuk mengelolanya adalah kesulitan ketika berhadapan dengan persoalan persoalan metafisika-termasuk agama. Mereka seolah tidak punya jembatan untuk menyeberanginya lalu sebagian menganggap dunia fisika sebagai hanya dunia imajinasi dan bahasan metafisika dianggap sekedar wacana-bukan konsep ilmu pengetahuan

Nah dalam dunia filsafat-agama ada banyak konsep ilmu metafisika yang bisa menjadi jembatan bagi orang yang hendak menggumuli persoalan metafisika-termasuk persoalan agama

Ilmu ilmu bercorak metafisis tersebut seperti ilmu realitas-ilmu kausalitas-ilmu logika-ilmu hakikat-ilmu hikmat (yang terakhir ini utamanya diajarkan dalam dunia agama)

Jadi untuk menyeberang ke dunia metafisika dan bergumul dengan beragam persoalan metafisika itu tak bisa dengan "pikiran kosong" tidak juga dengan pikiran pikiran acak atau spekulatif tanpa ilmu pendamping seperti deretan ilmu yang saya sebut diatas karena bisa tersesat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun