Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Logika Tidak Boleh Membunuh Definisi

12 Maret 2024   10:50 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:52 126 1

Hukum logika ibarat rambu rambu lalulintas maka bila orang mau berpikir secara sehat dalam artian tertib,tertata dengan memakai akal ia mesti memakai rambu rambu yang telah ditetapkan agar tidak tersesat dan jatuh pada berspekulasi tanpa dasar logika

Disamping itu kita harus tertib definisi, Artinya mengenal definisi segala suatu dan tidak semena mena melanggarnya atas nama logika,sebab fungsi logika adalah alat untuk berpikir secara sistematis dan bukan untuk membunuh definisi sesuatu yang telah ditetapkan dan disepakati

Contohnya permainan catur,kita bermain catur itu memakai logika tapi sebelum permainan catur dilakukan maka aturan catur harus disepakati terlebih dahulu termasuk definisi tiap pion catur.Jangan sampai ketika anda di skakmat lalu protes ; kenapa langkah kuda berbentuk L ? ...lha itu kan definisi pion kuda yang disepakati ..

Nah kalau Tuhan masuk kedalam permainan logika manusia itu sudah biasa,Tuhan di logikakan dalam filsafat oleh para filsuf itu ketika definisi Tuhan sudah disepakati hingga para filsuf tidak lagi mempersoalkan Apa Siapa Tuhan secara definitive baik yang percaya termasuk yang tidak percaya

Dan,karena bila sesuatu itu tidak memiliki definisi atau definisinya tidak jelas-samar maka itu akan sulit masuk dalam permainan logika

Definisi Tuhan yang umum,disepakati diantaranya adalah "maha pencipta" dengan kata lain diberi atribut sebagai "Tuhan" itu karena Ia memiliki atribut  maha pencipta,bila tidak setuju dengan definisi Tuhan maka tidak usah bermain logika memakai istilah "Tuhan"

Nah ketika kita membicarakan Tuhan maka definisi tentang Tuhan tentu mesti dipakai kalau tidak maka istilah "Tuhan" tidak bermakna di logika kan atau masuk dalam skema permainan logika

Saya bermain logika tentang wujud Ada atau wujud benda atau apapun yang sifatnya diciptakan atau dibuat. Secara hukum logika sesuatu yang Ada mustahil berasal dari yang tidak Ada.Mustahil yang tidak ada bisa mewujudkan Ada.Yang ada mesti memiliki pencipta atau pembuat

Lalu ada orang yang bermaksud kick balik ;
Kalau begitu siapa yang menciptakan Tuhan ?

Pertanyaan seperti itu sepertinya sudah berumur ribuan tahun,menjadi pertanyaan filsafati (karena tercantum dalam filsafat) dan dipakai untuk kick balik ketika orang bermain logika tentang ciptaan Tuhan yang harus ada pembuatnya-tak bisa berasal dari tiada

Nah yang membuat pertanyaan seperti itu sebenarnya ia telah melanggar hukum definisi karena ia mengingkari definisi maha pencipta yang melekat pada Tuhan.Kalau Tuhan masih harus ada penciptanya ya buat apa Ia diberi atribut "Tuhan" dan  "maha pencipta" yang maknanya adalah mustahil diciptakan oleh sesuatu.Kalau sesuatu masih diciptakan maka logikanya tidak layak menyandang atribut "Tuhan"

Dengan kata lain,kalau masih ada yang bertanya "lalu siapa pencipta Tuhan ?" .. Maka sejatinya ia telah membunuh definisi Tuhan dan menjerumuskan logikanya sendiri kepada kemacetan atau kebuntuan karena pertanyaan seperti itu cuma menimbulkan kebuntuan dan tak akan pernah bisa dijawab secara logic. Kalaupun orang memaksa mengimajinasikan jawabannya maka itu tidak bermakna secara logika karena hanya akan menimbulkan regresi tak berujung yang secara logika tidak bermakna untuk dipikirkan apalagi difahami

Dengan kata lain,Bila ada orang yang berpendapat secara logika Tuhan harus ada penciptanya,maka itu sama dengan telah melenyapkan makna istilah "Tuhan" kedalam logika yang ia buat sehingga menjadi tidak bermakna sama sekali

Anggapan "Tuhan harus ada pencipta" pun akan menciptakan regresi atau silsilah tak berahir yang secara logika adalah mustahil keberadaan sesuatu bisa muncul dari suatu silsilah tak berujung atau tidak memiliki awal.Maka itu secara logika Tuhan wajib menjadi sebab pertama

Dan inipula yang disebut batas dari logika.Manusia dengan logika nya seperti bebas mempertanyakan segala suatu (seperti dalam "omnipotience paradox) tapi ia lupa bahwa logika MUSTAHIL MEMBUNUH DEFINISI SESUATU YANG BERSIFAT HAKIKI.

Permainan logika atau berpikir logic adalah suatu yang harus dibatasi atau didampingi oleh hukum hukum logika seperti hukum identitas, definisi,kategori,sebab pertama,hukum kausalitas dlsb.Itu semua ibarat rambu rambu lalin.Tanpa batasan batasan yang mendampingin maka jalannya logika akan mengarah pada absurdism dan kerusakan

Maka sebelum bermain logika fahami hakikat segala suatu dan definisi yang dibuat berdasar hakikatnya tersebut maka barulah diatas pemahaman atas definisi yang telah disepakati tersebut kita dapat bermain logika secara sehat-tidak harus terjerumus pada absurdisme atau kebuntuan

Ibarat kita berlalu lintas bisa selamat bila berada dalam jalan yang dipenuhi rambu,marka dan pembatas jalan maka demikian pula bermain logika

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun