Banyak yang keliru dalam memahami konsep realitas karena terlalu statis dan berpikir empiristik dalam memahami konsep realitas, dianggapnya realitas=sebatas yang dunia indera menangkapnya (faktual)
Secara substansi konsep realitas mesti dipisah secara otonom dengan manusia sebagai subyek penangkap (bukan pencipta) realitas. Adanya planet planet bukan kita yang menciptakannya,kita hanya menangkap realitasnya.Realitas Descartes tidak diciptakan oleh pikiran Descartes, kesadaran Descartes hanya menyadari keberadaannya
Dan kita harus bisa bedakan antara konsep "realitas" dengan "fakta" atau faktual agar tidak terjadi tumpang tindih dan salah pengertian
Realitas adalah konsep tentang ADA atau peristiwa atau segala suatu yang memiliki essensi dan eksistensi.Realitas adalah totalitas perihal ADA atau peristiwa. Sedang "fakta" adalah bagian dari realitas yang tertangkap secara inderawi
Contoh ; Ada peristiwa kriminal di suatu tempat,secara total keseluruhan peristiwa tsb kita sebut "realitas kriminal",Tapi ketika di selidik maka banyak aspek dari peristiwa tsb yang masih gaib, dan hanya sebagian yang terungkap secara faktual
Jadi jangan pernah melukiskan realitas sebagai suatu yang keseluruhannya faktual atau menyamakan makna "realitas" dengan "faktual" supaya pengertiannya tidak tumpang tindih. Karena tidak seluruh realitas telah atau bisa faktual
KASUS HUTAN
Kalau kita masuk hutan rimba maka kita masuk realitas hutan, Artinya realitas hutan adalah totalitas seluruh keberadaan yang ada dalam hutan tsb
Pertanyaannya ; berapa persen yang bisa kita tangkap secara langsung dengan dunia indera bila kita masuk kedalamnya ? Tentu hanya sedikit,sebagian nya gaib
Itulah peristiwa keseharian,peristiwa sejarah, termasuk sejarah dunia adalah kumpulan peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam realitas kehidupan dunia. Dan itu tidak seluruhnya bisa hadir secara faktual,sebagiannya gaib atau tidak atau belum diketahui bahkan mungkin tidak akan pernah bisa diketahui
Nah dalam hutan untuk membaca realitas lain yang tidak dilihat secara langsung (gaib) biasanya para penjelajah hutan mencari melalui membaca TANDA TANDA. Contoh bila menemukan jejak tertentu dalam hutan maka itu di sikapi sebagai tanda keberadaan sesuatu yang masih gaib (tidak-belum terlihat mata) di hutan tsb
Nah karena realitas keseluruhan itu mustahil keseluruhannya faktual maka dalam membaca realitas yang masih gaib tersebut kita harus terampil dalam membaca TANDA,Termasuk tanda adalah BUKTI EKSISTENSI.Membaca tanda dan bukti eksistensi adalah cara lain membaca bagian dari realitas yang abstrak atau masih gaib atau substansinya gaib
Jadi tidak seluruh yang Ada itu selalu mesti bisa di tangkap secara empirik karena sebagian misal bersifat abstrak,semisal alam pikiran atau perasaan.Kita membaca pikiran atau perasaan seseorang bukan dengan indera tapi dengan pikiran dan perasaan pula dan biasanya melalui TANDA.Ada tanda yang dapat kita baca dengan pikiran atau perasaan saat kita ingin mengetahui pikiran atau perasaan seorang manusia
Dengan kata lain,kita membaca pikiran dan perasaan seseorang melalui BUKTI EKSISTENSI, bukan melalui tangkapan indera secara langsung secara empirik.
Demikian pula bukti adanya akal, adanya nafsu,adanya unsur nurani dalam diri manusia itu bukan melalui tangkapan indera tapi melalui bukti eksistensi
Bukti eksistensi adanya akal adalah manusia bisa berpikir tertib, tertata,mengikuti prinsip sebab akibat,faham persoalan benar-salah dlsb.Demikian pula bukti eksistensi adanya unsur nafsu bisa kita lihat melalui ada banyaknya kemaksiatan atau kejahatan walau tidak semua tentang nafsu adalah hal negatif
Dan demikian pula sebagian orang yang memiliki keterampilan dalam membaca adanya realitas alam gaib atau entitas gaib misal melalui tanda tanda yang dianggap mistis
Intinya, dalam kehidupan ini ada banyak TANDA yang memperlihatkan bukti eksistensi dari adanya sesuatu yang abstrak-gaib yang tidak bisa kita lihat secara langsung dengan mata kita walau dengan memakai bantuan teknologi canggih