Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Hakikat sebagai sebuah konsep ilmu

17 Januari 2024   08:07 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:10 97 0
HAKIKAT SEBAGAI SEBUAH KONSEP ILMU

Istilah "hakikat" ada dalam dunia ilmu pengetahuan dan digunakan untuk menjelaskan berbagai hal yang tidak bisa dijelaskan oleh element atau konsep ilmu lain semisal hukum kausalitas serta logika.Artinya hukum kausal serta logika itu se konstruktif apapun tidak selalu bisa merekonstruksi beragam permasalahan yang ada di dunia ilmu pengetahuan secara tuntas

Konsep"hakikat" ini ada dan di praktekkan di semua institusi keilmuan baik sains,filsafat maupun agama

Dalam sains misal digunakan untuk menjelaskan suatu yang bersifat tetap-permanen semisal hakikat api itu panas.Dalam filsafat dikonsep dalam ontologi serta pertanyaan yang bersifat mendasar,Dalam agama intinya digunakan untuk menjelaskan prinsip "kehendak Ilahi" atau ketetapan Ilahi yang tidak bisa dirubah.Kebenaran berdasar hakikat disebut "kebenaran hakiki" (dari asal kata "hakikat")

...........

Maka konsep ilmu hakikat sering diposisikan diatas ilmu sari at (hukum sebab akibat) dan ilmu logika ketika semua itu sudah buntu untuk menjelaskan segala suatu

Sebagai contoh ; Dalam dunia sains sebab akibat terjadinya alam semesta ditelusuri berdasar data yang dapat diamati hingga ke sebab terakhir yang masih dapat diamati dan di konsep dalam gagasan teoritis semisal teori bigbang.Tapi bila muncul pertanyaan ; Ada apa sebelum bigbang yang menyebabkan terjadinya bigbang ? Nah pertanyaan seperti itu mengantar manusia ke ranah hakikat,yaitu ketika sains sudah tak bisa menelusuri lebih jauh lagi karena sebab akibat yang dapat diamati secara sains sudah tak bisa diketahui

Contoh lain,Dalam dunia sains sebab akibat yang membentuk beragam fenomena alam serta fisika direduksi kedalam hukum alam atau hukum fisika bahkan hingga ke dunia kuantum pun kita masih mengenal mekanika kuantum dan teknologi kuantum,Tapi di ranah kuantum sains menemukan fenomena yang sebab akibatnya sudah sulit diamati dan diukur dengan pengukuran serba pasti dan terukur sehingga tak dapat direduksi lagi kedalam tetapan hukum fisika seperti biasanya.Maka di ranah kuantum manusia sudah akan berhadapan dengan persoalan menyangkut "hakikat",Lalu persoalan tentang Apa sebenarnya hakikat realitas mulai  dipertanyakan

Jadi,bila manusia menelusuri persoalan ilmu pengetahuan mulai dari hilir hingga hulu, apakah itu di ranah sains,filsafat maupun agama maka di ujung mereka akan selalu berhadapan dengan persoalan tentang hakikat

Hakikat adalah sebuah konsepsi yang bukan untuk dilihat mata tapi lebih ke sesuatu yang untuk difahami dengan alam pikiran.Jadi ilmu pengetahuan itu dipermukaannya adalah suatu yang dapat diamati,dapat direduksi kedalam tetapan hukum fisika kalau dalam sains,Atau kedalam hukum logika formal kalau dalam filsafat,serta kedalam ilmu sari at kalau dalam agama,tetapi di semua ujungnya,baik dalam sains,filsafat maupun agama semua akan bermuara kepada wacana,diksi, pemahaman serta pendalaman perihal "hakikat"

Dalam filsafat Kant persoalan hakikat itu direduksi pada konsep noumena,dalam konsep Hegel kedalam konsep tentang roh absolut dibalik kenyataan,Dalam filsafat Plato hakikat ditarik ke dunia ide,Aristoteles menelusurinya melalui ide perihal sebab pertama

Artinya para filsuf seolah mencari jalannya tersendiri menuju dunia hakikat walau di awal mereka memiliki system metafisika yang berlainan.Maka dalam dunia filsafat persoalan ontologi adalah persoalan urgent yang selalu dibicarakan sebagai fundament untuk memahami dasar realitas

Dalam dunia agama bagaimana manusia mencari jalan menuju memahami hakikat juga memiliki caranya tersendiri,Ada yang secara khusus mendalaminya melalui ruang sufisme.Tetapi dalam dunia agama pada prinsipnya persoalan hakikat adalah suatu persoalan yang sudah di kaitkan atau dilekatkan dengan prinsip kehendak Ilahi dimana seluruh logika yang disusun manusia seolah mesti tunduk dibawahnya.Itu sebab dalam dunia agama ilmu hakikat ditempatkan diatas ilmu logika,simbolisasi sekaligus inspirasinya adalah kisah mencari ilmu antara nabi Musa dengan Khidir A.S dimana disana digambarkan logika seorang nabi Musa mesti tunduk pada prinsip ilmu yang diajarkan Khidir A.S

Apakah ilmu pengetahuan manusia harus berhenti di sebatas aspek fisika,sebatas aspek yang nampak secara empirik,dan tak perlu mendalami aspek metafisik dibalik yang fisik ? Itu adalah pertanyaan yang ditujukan pada orang orang yang berkecimpung di dunia sains

Apakah ilmu pengetahuan harus berhenti di sebatas logika logika manusia yang bisa bervariasi dan berlawanan satu sama lain ? Ini adalah tipikal pertanyaan yang lebih ditujukan pada para filosof yang bermain di dunia filsafat

Artinya,ilmu pengetahuan itu harus ditelusuri sampai ujungnya dan ujung,muara atau puncak dari ilmu pengetahuan itu bukanlah pada yang nampak atau empirik,bukan pula pada logika manusia karena logika itu bisa bervariasi,bisa mengarah ke banyak sudut pandang yang berbeda

Maka fungsi ilmu hakikat pada derajat tertingginya sebagai konsep ilmu metafisis sekaligus Ilahiah adalah menggiring manusia pada memahami muara ilmu pengetahuan sekaligus pada bentuk kebenaran tertinggi dan terakhir yang hanya mungkin ada pada yang maha benar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun