Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Mengapa Manusia Jatuh pada Absurdisme

21 September 2023   09:46 Diperbarui: 21 September 2023   09:52 187 0
Seperti sudah sering saya tulis bahwasanya keberadaan akal dlm diri manusia itu suatu yang membuat manusia bisa berpikir teratur,tertata,terstruktur, sistematis,terarah.Dalam arti lain tidak asal,tidak acak,tidak chaotik,tidak mengandalkan spekulasi,tidak bersandar pd ketakpastian

Dengan kata lain dlm cara bekerjanya akal itu memiliki rel nya tersendiri.Orang memakai akal itu seperti para pembalap yang  membalap dlm track yg telah ditentukan,Sedang orang yg berpikirnya tidak pake prinsip akal itu seperti orang yang balapan liar di tempat yang tanpa memiliki track.

Jadi cara berpikir akal itu identik dengan keberadaan aturan,kaidah,prinsip, acuan, parameter dlsb,semua itu menuntun akal agar berjalan selalu pada rel nya

Dan artinya, bagaimana cara agar akal selalu berjalan sesuai dengan relnya tsb itu ada ilmunya-bukan misal dengan jalan berhalusinasi atau berimajinasi secara liar.Berhalusinasi atau berimajinasi secara liar itu tak memerlukan kaidah atau aturan ilmiah

Maka dlm ranah filsafat kita mengenal konsep "ilmu logika" dan itu adalah bentuk ilmu yang mengkonsep agar akal berjalan sesuai dengan rel nya tsb.Ilmu logika dengan beragam aturan serta kaidah ilmiah yang ada didalamnya menuntun agar manusia berpikir tertata,teratur, terstruktur sesuai dengan fitrah alami karakter cara berpikir akal

DUALISME SEBAGAI REL YG MENUNTUN AKAL

Dan yg membuat akal bisa berpikir dengan karakter khas seperti saya sebut adalah keberadaan prinsip dualisme dan hal alami dlm kehidupan yg didesain dualistik.Artinya karena kehidupan itu sendiri suatu yang ditata-sesuatu yg pd prinsipnya tidak kacau dan chaotik maka cara berpikir akal pun dualistik mengikuti karakter realitas kehidupan yang didesain dualistik

Contoh dualisme dlm kehidupan yg saya maksud ; Adanya siang-malam, kehidupan-kematian,bahagia-derita,kaya-miskin,panas-dingin dlsb.Prinsip dualisme ini diperkuat dan diperluas oleh agama wahyu yg memberi tahu adanya Tuhan dibalik makhluk, kekekalan disamping kefanaan,akhirat disamping dunia,balasan dibalik amal,sorga dan neraka dlsb.Maka melalui agama akal manusia memperoleh jalan dualistik dan jawaban dualistik atas hal hal yang sudah tak bisa diberikan oleh sains maupun filsafat

Maka ciri khas dari seorang yang berpikir dengan memakai akal dan memegang prinsip akal adalah ia selalu memiliki cara pandang yang dualist,Contoh ; ia selalu orientasi pada cara pandang ini salah-ini benar,ini baik-ini buruk,ini menguntungkan-ini merugikan dlsb

Sedang ciri khas dari seorang yg tidak memakai prinsip akali adalah ia tidak terlalu peduli dengan prinsip benar-salah,baik-buruk,misal yang ada dlm pikirannya asal senang asal nikmat

Dengan kata lain ciri dari seorang yg mengikuti alur akal adalah memegang kuat prinsip prinsip dualistik dlm cara berpikir serta filosofi cara pandangnya,Dan ini suatu yang sangat diajarkan secara prinsipiil dlm ajaran agama wahyu

APAKAH ADA CARA BERPIKIR YG TIDAK AKALI ?

Yang umum fahami biasanya adalah prinsip "mengikuti hawa nafsu",Itu adalah ketika pikiran tak lagi mau berpikir secara akali karena kuatnya dorongan nafsu.Dari prinsip mengikuti nafsu ini sering lahir misal perbuatan perbuatan kriminal.Ini contoh cara berpikir tak memakai prinsip akal yang umum mudah fahami

ANTI LOGOSENTRIS DALAM FILSAFAT

Tentu saja ada cara berpikir yang tidak akali,bahkan termasuk yang lahir dari dunia filsafat sekalipun.(Aneh bukan ? Karena orang sering memparalelkan filsafat dengan akal,seolah apa yang datang dari filsafat selalu dianggap logis).

Jadi sebenarnya tak usah juga selalu memparalelkan filsafat selalu dengan cara berpikir akali.Bahkan ada mazhab pemikiran dlm filsafat yang menolak orientasi pada cara berpikir akali dan cenderung mengobrak abrik kaidah kaidah akali yang telah disusun para filosof terdahulu

Bila dlm dunia filsafat lahir misal filosofi skeptisisme,relatifisme,absurdisme,nihilisme bahkan sampai liberalisme hingga  positivisme ala lingkaran wina maka itu semua adalah menyebut filosofi cara berpikir yang tidak mengikuti alur logosentris atau alur cara berpikir ala akal yang sistematik mengikuti rel dualisme yang jelas dan terang benderang

Jadi dlm prinsip logo sentris atau prinsip akal yang disebut berpikir,mencari kebenaran itu harus berujung pada pemahaman yang jelas thd nilai benar-salah,baik-buruk atau memegang kuat prinsip dualis tsb.Tapi kita tahu bahwa filosofi atau prinsip yg lahir dari dunia filsafat spt skeptisisme, absurdisme,nihilisme tidaklah mereduksi cara berpikir manusia ke arah pemahaman dualistik  benar-salah yg jelas dan terang benderang.Semua itu malah mereduksi atau memuarakan filsafat pada ketakjelasan,keputus asaan,ketiadaan makna,absurditas dimana prinsip benar-salah yang direduksi kedalam konsep "kebenaran" sudah tidak dipedulikan dan sudah dianggap gelap,absurd atau tidak ada atau nihil

...................

"Mencari kebenaran" adalah tema yang seperti sudah sakral dlm kehidupan walau manusia bisa memaknai "kebenaran" itu secara beragam-orang bisa mencari kebenaran dalam bentuk serta dimensi yang berbeda beda.Para saintis,filosof dan agamawan masing masing dapat memposisikan diri sebagai pencari kebenaran,itu menunjukkan betapa dimensi persoalan kebenaran itu teramat luas-tidak sebatas misal wilayah fisika-materi-sainstifik

Nah dalam ranah logika atau berdasar kaidah logika konsep "kebenaran" dapat ditegakkan dengan syarat didalamnya ada nilai benar salah yang jelas,dapat dibedakan secara kaidah keilmuan

Dan benar salah-dalam kebenaran berdasar logika itu bukan berdasar dan bukan bersandar pd prinsip inderawi-empirisme tapi berdasar prinsip kemasuk akalan-argument yang masuk akal.Maka menyebut "masuk akal" itu tak harus untuk hal hal yang melulu empiris atau memiliki bukti empirik langsung atau bisa dibuktikan langsung secara empiris

Maka bila ingin piawai bermain logika hal mendasar yang mesti difahami adalah ; MUSTAHIL SELURUH REALITAS ITU EMPIRIS DAN BISA DI EMPIRISKAN.Nah akal-logika bermain di wilayah empiris sekaligus non empiris,fisika sekaligus meta fisika.Maka memparalelkan logika hanya dengan prinsip empirisme-obyek empirik berarti yg bersangkutan tidak faham prinsip dasar bermain logika serta kebenaran berdasar logika

...........

Nah seperti saya ungkap di awal dlm ranah logika pencarian kebenaran bedasar logika itu mesti berujung pada pemahaman akan benar-salah yang jelas-terang benderang-tidak boleh absurd

Lalu mengapa dlm ranah filsafat malah ada pemikiran absurdisme ?

Itu adalah contoh bahwa dlm ranah filsafat tidak semua persoalan filosofis atau persoalan terkait kebenaran berakhir dengan pemahaman benar-salah yang jelas-terang benderang atau "hitam-putih" sebagian memuarakan persoalan itu pada prinsip relativisme,nihilisme,skeptisisme serta absurdisme.Walau tidak semua filosof memuarakan persoalan kebenaran pd prinsip seperti itu.Para filosof berkarakter religius misal,mereka menemukan jawaban atas beragam persoalan kebenaran itu pada ranah ketuhanan,Tuhanlah yang membuat persoalan kebenaran jadi terang benderang sehingga tidak harus terperosok pada filosofi yang dipandang negatif

............

Apa yg orang cari dan temukan dlm skeptisisme dan nihilisme tentu bukan kebenaran dengan dualisme benar-salah yg jelas-hitam putih.Maka jangan heran kalau orang yang ekstrims memproklamirkan prinsip nihilisme seperti Nietszhe malah ia harus kehilangan akal dalam hidupnya (?)

Maka agama wahyu menyelamatkan pencarian akan kebenaran yang dlm dunia filsafat oleh sebagian di muarakan pada kegelapan skeptisisme dan nihilisme,Karena dlm dunia agama wahyu cara berpikir akal sekaligus muara dari cara berpikir akal itu terus dijaga agar tetap berada dlm koridor dualisme benar-salah yang selalu jelas dan terang benderang-tidak absurd

*"waiting for godot" karya Samuel beckett memang unik,ia spt bisa di interpretasikan bermacam macam,tapi karya sastera tsb sering diparalelkan dengan absurdism atau ketakjelasan

Walau samuel beckett sendiri berkata "jika yang saya maksud dengan Godot adalah Tuhan, saya akan mengatakan Tuhan, dan bukan Godot." Tapi ..sebagian orang mungkin banyak yg menginterpretasikan godot dengan harapan yang diberikan agama atau harapan Ilahiah yang diberikan agama (?) .. entahlah

Karena dlm ranah agama harapan harapan Ilahiah adalah muara dari pencarian akan benar-salah yang jelas dan terang benderang (hingga diyakini) yang dituntun oleh wahyu Ilahi,tapi ... Apakah misal itu mesti dianggap sebagai hanya menunggu Godot ?



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun